Media Jateng, Jakarta– Lulusan perguruan tinggi dengan nilai plus, terus menjadi rebutan dunia usaha. Kesiapan kerja menjadi alasan lulusan baru lebih cepat bisa menyesuaikan dunia kerja.
Karena tuntutan dunia kerja, Startup akuatech menggagas Delos Institut Maritim (DMI) kembali memberi pelatihan 13 Mahasiswa dari lima perguruan tinggi negeri (PTN).
Pelatihan, dilakukan agar 13 mahasiswa sebagai calon pekerja muda khususnya mahasiswa tingkat akhir dan lulusan muda di 5 Perguruan Tinggi Negeri akan lebih siap kerja.
Pelatihan, dilakukan bagi mahasiswa dan dilakukan pada bulan Juli. Dimana mahasiswa tingkat akhir dan lulusan muda dari Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Jenderal Soedirman telah menyelesaikan pelatihan yang dilaksanakan DMI.
Dalam keterangan resminya, CEO Delos, Guntur Mallarangeng mengungkapkan Delos sebagai pelaku bisnis di industri akuatech menyadari pembentukan yang mumpuni untuk kemajuan industri tambak udang dalam jangka panjang.
Bulan Oktober mendatang, DMI angkatan kedua segera memulai pelatihan dengan memperluas sasaran didik hingga ke non akademis, seperti komunitas nelayan pesisir, anak nelayan atau peminat budidaya.
Dengan program Delos tujuannya yaitu meningkatkan skill sumberdaya manusia memajukan industri tambak udang.
“Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu siap untuk bekerja, karenanya perlu pembekalan kerja yang nyata langsung dihadapkan pada situasi kerja dan tantangan. Apalagi industri ini berkaitan dengan mahluk hidup yang kondisi lapangannya fluktuatif,” terang Guntur.
Dari 13 peserta Delos Maritim Institut ini, beberapa diantaranya sudah menjadi pegawai tambak. Lulusan Teknologi Hasil Perikanan UGM yang bernama Rahma Beta Romadona menjadi satu dari 13 peserta yang kini menduduki posisi sebagai pegawai analisis laboratorium.
Rahma Beta Romadona menduduki jabatan tersebut dan ditempatkan di Tambak Nusantara Mandiri yang berada di Singkawang, Kalimantan Barat.
Rahma Beta Romadona mengakui sebelum akhirnya mendapatkan pengumuman dirinya menjadi pegawai analisis laboratorium di perusahaan tersebut, harus melewati tantangan untuk menyelesaikan Kurva Standar.
Kurva Standar adalah tools yang digunakan untuk menemukan rumus peprhitungan pengujian parameter kimia, sebagai data kualitas air di tambak udang sebagai standarisasi semua larutan untuk pengujian sampel air.
Sementara itu, industri tambak udang di Indonesia tentu membutuhkan program khusus yang menitikberatkan pada sains, teknologi dan praktek kerja langsung. Dengan demikian dapat menjalankan budidaya udang dalam kesehariannya.
Guntur Mallarangeng menjelaskan, melalui DMI ini, Delos berencana menjembatani kebutuhan dalam sebuah wadah yang dikerjakan bersama para akademisi dan pelaku usaha tanah air yang menyasar pada kampus yang punya program studi akuakultur.
“Delon sendiri sebagai pelaku bisnis di industri aquatech menyadari bahwa pembentukan sumber daya manusia yang mumpuni merupakan hal yang cukup signifikan,” terang Guntur.
Dengan pelatihan yang digelar DMI ini menyiapkan para mahasiswa atau yang sudah lulus tetapi belum siap bekerja di tempat tersebut. Pasalnya, industri tambak udang ini berkaitan dengan makhluk hidup yang kondisi lapangannya bersifat fluktuaktif.(Media Jateng – 70)