Ngabuburit, Anak-anak Ini Membatik dengan Pola Unik

SEMARANG, Mediajateng.net – Mengisi waktu ngabuburit, Sanggar Batik Sri Asih Semarang memilih cara berbeda. Mereka mengajak anak-anak untuk membatik.
Mungkin, pelatihan membatik bagi anak-anak adalah hal biasa, namun karena menyesuaikan bulan ibadah, yakni Ramadan, Sanggar Sri Asih mengajarkan membatik dengan pola huruf hijaiyah. Tentu hal tersebut menarik antusias anak-anak yang ingin lebih tahu tentang batik.
Anak-anak yang sebagian besar adalah siswa SD, terlebih dahulu menulis huruf hijaiyah pada selembar kertas, kemudian mengajarkan teknik dasar membatik dengan menggunakan canting. “Selain belajar membatik yang merupakan warisan bangsa, anak- anak juga mempelajari batik hijayiah agar anak- anak lebih gampang menghafal huruf Arab. Kegiatan ini bertujuan mengajari anak agar mengaji lebih gampang menghafal huurf tersebut,” kata Pemilik Sanggar Batik Sri Asih, Suswahyuni, kemarin.
Apalagi kegiatan membantik, adalah kegiatan yang sangat asing karena memang tidak diajarkan di bangku sekolah. Menurut dirinya, cara tersebut juga bisa dijadikan kampanye agar generasi muda mau melestarikan batik dengan belajar membantik. Apalagi batik kini sudah diakui UNESCO sebagai warian budaya Indonesia. “Anak-anak bisa punya pengalaman dalam membatik, nantinya bisa timbul kecintaan terhadap batik,” jelasnya.
Upaya pelestarian batik, lanjut Suswahyuni, tetap harus dilakukan walaupun sudah mendapatkan pengakuan dari dunia. Dengan menggandeng anak-anak usia dini, ke depan anak-anak akan bangga untuk menggunakan batik sebagai busana sehari-hari. “Bahkan sekarang banyak desainer yang menyulap batik dengan model yang cocok bagi anak-anak maupun remaja,” tambahnya.
Berkat penekunan batik tersebut, produk Sanggar Sri Asih telah menembus pasar Jerman, Suriname, Belanda, Hongkong dan China. (MJ-069)

Comments are closed.