Bermodal ini Ida Fauziah tak takut lawan incumbent

DEMAK, Mediajateng.net – Ida Fauziah calon Wakil Gubernur Jateng, mengaku bersama pasangannya, Sudirman Said siap bertarung pada Pilkada Jateng 2018 melawan petahana, Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Taj Yasin.

Meski melawan petahana, pasangan calon Gubernur Jateng, sudirman Said itu, optimis memenangkan pesta demokrasi di Jateng.

Ida yang juga Ketua Fraksi PKB DPR RI itu, Kamis (1/2) telah mendapat restu dari para kiai untuk ikut maju pada Pilkada Jateng.

“Saya maju karena mendapat dukungan dari pak kiai, doa para kiai adalah ‘sangu’ terbesar dan modal saya untuk maju, ” kata Ida, seusai acara silaturahmi ke PC NU kab Demak, Rabu ( 31/1) sore.

Acara yang dihadiri oleh Ketua NU Demak, Aminudin, Pengurus Cabang NU, KH Zaenal Arifin, Maksum, Lembaga Otonom dan Pimpinan Fatayat, juga dihadiri ratusan warga Nahdliyin.

Menurut Ida, ketika Ketua Umum DPP PKB, Muhaimim Iskandar, memintanya menjadi pendamping Sudirman Said, sebagai kader diapun siap untuk menjalankan amanah partai, tentunya setelah ijin suami dan ibu serta para kiai.

“Saya merasa cukup terhormat, karena saat mau mendaftar jadi wagub, direstui dan diantar oleh PBNU, dan ini awal yg baik, ” tutur Ketua LKK PB NU itu.

Ida menyadari bahwa, bertarung dengan petahana yang didukung oleh partai kuat, bukanlah tugas yang mudah, akan tetapi karena diberangkatkan oleh PBNU se Jawa Tengah, langkahnya menjadi ringan untuk berkompentisi dengan Gubernur incumbent.

“Selain restu kiai, kami optimis mayoritas suara perempuan di Jateng akan memilih saya. Apalagi saya calon paling cantik di antara kandidat calon lainnya,” kata Ida sembari tersenyum manis.

Selain amanah partai dan restu kiai, alasan medasar yang membutanya ikut dalam bursa pencalonan Pilkada Jateng, karena ia merasa prihatin, Jateng termasuk daerah yang menyumbangkan kemiskinan tertinggi nomor 2 di Indonesia, ada 15 kota di Jateng yang masuk zona merah.

Kemudian banyak polemik terjadi pada persoalan perempuan, misalnya angka perceraian tinggi karena banyak wanita yang harus bekerja ke luar negeri, angka kemiskinan tinggi karena diawali dengan pernikahan dini dan sebagainya.

“Program yang telah saya diskusikan dengan Pak Sudirman Said, antara lain penurunan kemiskinan dan perceraian, penciptaan lapangan kerja, akses pendidikan yang mudah,” tutupnya.

Comments are closed.