Awas, Hoax Lebih Mudah Menyebar

Semarang, mediajateng.net – Mengenali sebuah informasi mengandung ketidakbenaran alias kategori hoax, saat ini tidaklah mudah. Ditambah lagi masyarakat yang bisa jadi kurang cerdas, menurut Rektor Unika Soegijapranata, Ridwan Sanjaya, hoax menjadi semakin mudah menyebar.

“Hoaks bisa saja adalah bohong dan bahkan bisa jadi mengandung informasi setengah bohong. Maka kita dituntut harus lebih keras lagi dalam berupaya meredam cepatnya beredarnya hoax ditengah masyarakat.” Jelas Ridwan saat berdiskusi mengangkat tema “Berlindung dari Hoax” di ruang Hotel Noormans Semarang, Senin ( 14/ 12)

Ditambahkan pula oleh Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, hoax saat ini muncul dengan banyak model dan tidak hanya saja bernuansa unsur politik. Untuk menekan beredarnya hoax yang menyesatkan ditengah masyarakat, menurutnya haru dilakukan secara bersama – sama.

“Menekan angka hoaks untuk bisa berhenti penyebarannya, harus berhenti dari diri kita sendiri.” tegas Saleh, kepada mediajateng.net

Pihaknya juga menyebutkan semakin lama masyarakat sudah terlalu sering menerima berita bohong, lama kelamaan masyarakat justru akan menganggap hal itu sebagai sebuah kebenaran. Publik lah yang harus berperan menjadi filter dalam menyikapi sebuah hoaks.

Seperti dikutip dari data Masyarakat Anti Fithan Indonesia, jumlah hoaks yang tersebar di Indonesia mencapai 2.024 kasus, sejak tanggal 1 Januari hingga 16 November 2020. Pada masa pandemic corona, jumlah hoak terkait kesehatan justru berpotensi naik. Lebih dari sepertiga hoaks sepanjang 2020 berkaitan dengan pandemic Covid – 19.

Untuk itu Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Agung Kristiyanto menghimbau agar hoaks tidak menjadi tradisi di tengah masyarakat.

“Masyarakat jawa tengah terbiasa dengan tradisi berbagi, untuk itu jangan jadikan hoaks menjadi tradisi berbagi. Jangan pernah memberi “vitamin gadget” kepada generasi muda, apalagi anak – anak usia dini.” tutupnya