Yuk Intip Gunungan Apitan Wonokerto

DEMAK, Mediajateng.net – Masyarakat Desa Wonokerto , Kecamatan Karangtengah, Demak, menggelar acara sedekah bumi, Minggu (22/7/2018). Ritual budaya yang dilaksanakan setiap bulan apit (apitan) dalam penanggalan jawa ini, sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta.

Tradisi tahunan itu ditandai dengan kirab gunungan. Arak arakan
empat gunungan beraneka buah dan sayuran hasil bumi serta tiga buah tumpeng itu dimulai dari rumah kepala desa dan diarak keliling desa menuju makam Mbah Kyai Santri Al Harun, yang merupakan cikal bakal leluhur Desa Wonokerto.

Kepala Desa Wonokerto, Bambang Untoro, menuturkan, sedekah bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam. Tradisi ini sudah berlangsung turun termurun sejak jaman nenek moyang kita, sebagai wujud rasa sukur kepada Allah SWT.

“Arak-arakan kirab hasil bumi ini, cara kami mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT, atas rizki warga desa yang melimpah,” tuturnya

” Sedekah bumi ini, juga sebagai wujud terimakasih kami kepada Sang Maha Agung, yang telah menjaga alam dan bumi yang kami tempati ini, sehingga aman, tenteram, sejahtera dan jauh dari segala macam persoalan-persoalan dan masalah,” imbuhnya.

Bambang menambahkan, Pemerintah Desa Wonokerto berterima kasih kepada seluruh warga atas partisipasinya memeriahkan kegiatan kirab budaya sedekah bumi. Melalui acara sedekah bumi ini. diharapkan dapat memepuk rasa persatuan serta meningkatkan tali silaturohmi.

Warga berbaur menjadi satu tanpa memandang warga kelas atas maupun kecil, golongan, agama. Mereka saling bergotong royong untuk mengadakan acara sedekah bumi ini sehingga sukses dan berjalan lancar.

“Gunungan dan tumpeng ini hasil swadaya masyarakat. Agamanya dapat, guyubnya dapat, sedekahnya juga dapat, ” ujarnya.

Selain diikuti ratusan warga, tradisi kirab gunungan sedekah bumi ini juga dihadiri oleh sejumlah unsur Muspika Kecamatan Karangtengah.

Sigit Raharjo, Sekcam Karangtengah, mengatakan, Pemerintah Kecamatan Karangtengah mendukung sepenuhnya tradisi sedekah bumi di Desa Wonokerto, yang telah nguri – uri budaya adiluhung yang telah berusia ratusan tahun.
Nilai-nilai budaya dan kearifan tradisional ini diharapkan dapat menjadi benteng masuknya budaya asing yang sering tidak sesuai dengan jiwa dan nilai budaya ketimuran.

“Adanya tradisi Sedekah Bumi ini tentunya bisa jadi filter dari budaya asing. Ritual budaya ini penting untuk dijaga dan dilestarikan, agar generasi penerus bangsa ini dapat mempelajari dan melaksanakan budaya agung ini. Wong Jowo aja lali Jowone, ” kata Sigit.

Puncak ritual Sedekah Bumi ini diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Setelah lantunan doa kolaborasi antara bahasa jawa dan lafal-lafal doa bernuansa Islami, selanjutnya gunungan dan tumpeng diperebutkan warga yang telah menanantinya.

“Alhamdulillah, ini dapat terong, kacang dan tomat. Nanti buat dimasak, sisanya ditanam disawah, ” kata Siti sembari senyum sumringah. (Ari)