Sunatha Ingin Majukan REI Dan Bisnis Properti Jateng

Semarang, Mediajateng.net, – Bisnis properti mendapat tantangan yang semakin berat. Apalagi bagi pengusaha yang ada di tingkat daerah, tentunya akan semakin berat dengan berbagai aturan dan sulitnya mendapatkan lahan perumahan.

Melihat tantangan dan kondisi terkini, diperlukan tangan dingin seorang pemimpin organisasi yang bisa membawa ke arah yang lebih baik.

Sunatha Liman Said, seorang pengusaha muda bidang properti tergerak hatinya untuk maju di Musda Real Estate Indonesia (REI) Jateng 2020 yang bakal digelar April mendatang.

Pemilik perumahan Graha Bakti Asri di Tembalang ini telah mempersiapkan diri dengan program-program yang langsung menyentuh ke anggota. Visi dan misi telah disiapkan untuk memperebutkan posisi ketua REI Jateng, untuk periode 2020-2023.

Sunatha Liman Said mengatakan, keinginan maju sebagai calon Ketua DPD REI Jateng, karena dia ingin ikut memajukan organisasi dalam perkembangan bisnis properti di Jawa Tengah.

“Jawa Tengah setiap tahun Indonesia memerlukan sedikitnya 1,2 juta rumah bagi sekitar 800.000 keluarga baru serta mengurangi backlog atau kekurangan rumah yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, “ paparnya.

Berdasarkan data REI Jateng, backlog kepemilikan pada 2017 tercatat 1,12 juta dan backlog hunian 844.000. Secara nasional, rumah tangga yang belum memiliki rumah sekitar 17,5 juta rumah tangga. Secara nasional pada 2019 REI ditarget mampu memberi kontribusi penyediaan rumah 234.900 unit, sedangkan REI Jateng mendapat target pembangunan rumah subsidi 11.000 unit pada 2019.

Lalu, apa saja misi yang akan dilakukan jika terpilih sebagai Ketua REI Jateng? Ada beberapa misi yang bakal dijalankan oleh Sunata. Antara lain aktif mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya. Pendidikan dan pelatihan tersebut salah satunya dengan menggelar seminar tentang bagaimana tantangan dan prospek properti terutama di era digital seperti saat ini.

“Misalnya bagaimana memberikan pelatihan secara teknis khususnya bagi pengusaha skala kecil dan menengah yang ingin mengembangkan usahanya. Tentu kami akan mengundang dan mempertemukan dengan para pengusaha yang sudah sukses di bidangnya,” kata Sunatha.

Selain itu, persoalan pembiayaan masih menjadi persoalan utama bagi industri real estate. Oleh karena itu, pihaknya akan menjembatani kepentingan lembaga finansial, maupun pelaku usaha di sektor baik skala kecil, menengah maupun besar.

”Soal pembiayaan ini kami akan berkomunikasi dengan lembaga keuangan khususnya perbankan,” ujarnya.

Tak kalah penting adalah, pengurus REI diharapkan dapat memberikan solusi soal perizinan karena persoalan ini sering menjadi kendala REI dalam menjalankan usahanya. Terkait dengan hal ini, perlu menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait.

”Persoalan perizinan paling sering dialami oleh para pengusaha properti. Kemudian, persoalan pertanahan juga perlu mendapat perhatian. Sebab, ketersediaan lahan menjadi salah satu hal penting dalam usaha pengembangan properti,” tegasnya.

Terkait hubungan dengan pemerintahan, menurutnya perkembangan industri real estate di masa mendatang sangat ditentukan dari keberadaan infrastruktur. Oleh karena itu, perlu komunikasi intens dengan pemerintah daerah setempat agar ada sinkronisasi antara dunia usaha properti dengan pemangku kepentingan.

“Isu penataan ruang masih menjadi satu persoalan tersendiri bagi dunia properti. Sebab, terkadang tata ruang ini menjadi kendala tersendiri bagi pengusaha properti. Maka dari itu, agar dapat saling mendukung mengembangkan sebuah daerah maka perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah tentang tata ruang ini,” jelasnya.

Mengenai visi dalam mencalonkan sebagai Ketua REI Jateng ini adalah memajukan usaha properti Jateng khususnya skala menengah dan kecil. (ot/mj)