SMPN 6 Temanggung Gelar Sarasehan Jaran Kepang

Media Jateng, Temanggung – SMP Negeri 6 Temanggung menyelenggarkan sarasehan tentang seluk beluk Jaran Kepang yang merupakan salah satu kearifan lokal di Kabupaten Temanggung, Selasa (6/12/2022).

Sarasehan yang berlangsung di Aula Indraprasta itu diikuti oleh seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 256 siswa, koordinator, fasilitator proyek, dan sejumlah guru lainnya.

Dipilihnya seni Jaran Kepang karena merupakan salah satu kesenian yang kian naik daun akhir-akhir ini. Jaran kepang atau kuda lumping merupakan salah satu pertunjukan rakyat majemuk. 

Disebut jaran kepang, karena visual property yang digunakan dalam pertunjukannya menggambarkan karakter prototipe menyerupai bentuk kuda dan ditarikan oleh sejumlah penari dengan gerakan tarian seperti menunggang kuda.

Kepala SMP Negeri 6 Temanggung, Agustinus Budi Susilo, S.Pd. M.Pd. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu materi sebelum siswa melakukan kegiatan proyek yang merupakan penguatan karakter siswa yang bersumber pada Profil Pelajar Pancasila. 

“Tema yang diangkat dalam proyek ke-2 ini adalah kearifan lokal, khususnya seni jaran kepang dan makanan khas Temanggung bersumber dari singkong,” tuturnya. 

Ditambahkan bahwa setelah proyek yang berlangsung selama sepekan ini selesai, nanti akan dilanjutkan gelar karya. ”Gelar karya rencananya akan dilaksanakan bulan Januari 2023 mendatang,” tandasnya.

Untuk menggali filosofi yang terkandung dalam tarian jaran kepang khas Temanggung, sekolah menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Saltiyono Atmaji, S.STP, M.M. 

Dalam paparannya, mantan Camat Parakan ini menyampaikan bahwa Jaranan atau Jaran Kepang Temanggungan merupakan kesenian turun-temurun yang hidup dan berkembang sebagai tarian yang mengekspresikan kehidupan di kalangan rakyat biasa atau di luar istana. 

”Diperkirakan bahwa kesenian ini sudah ada sejak tahun 1930-an di Temanggung” katanya.

Asal-usul tari Jaran Kepang ini banyak versinya dan banyak berkembang dari mulut ke mulut. Satu versi mengatakan bahwa seni Jaran Kepang ini menggambarkan dukungan pasukan berkuda yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda kala itu. 

Versi lain menyatakan bahwa seni Jaran Kepang merupakan perjuangan Raden Patah dibantu dengan Sunan Kalijaga melawan penjajah Belanda. 

Juga tidak sedikit yang menyampaikan bahwa tarian ini merupakan bentuk dari peperangan pada zaman kerajaan, sedangkan penari jaran kepang adalah sosok prajuritnya.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek dan dilaksanakan sesuai dengan tema-tema yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek. 

Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran proyek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 

Kompetensi profil pelajar Pancasila mempertimbangkan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 ini yang tengah menghadapi masa revolusi industri 4.0. (MJ/60)