PMI dan KOICA Kenalkan Kesiapsiagaan Bencana ke Anak-Anak

Pekalongan,mediajateng – Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Korean International Cooperation Agency (KOICA) menggandeng 150 anak-anak dari mulai TK dan SD untuk mengenalkan sejak dini pencegahan penularan Covid-19, kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama serta keselamatan. Adapun kegiatan tersebut dilakukan selama tiga hari menyasar 5 lokasi di Pekalongan mulai 4-7 Desember 2021.

Seperti di Pondok Pesantren (Ponpes) Walindo, Desa Boyoteluk, Kecamatan Siwalan, sebanyak 30 anak usia dini mendapatkan materi tentang kesiapsiagaan bencana. Pemateri dari kepompong Indonesia menjelaskan dengan metode mendongeng dan bernyanyi kepada anak-anak.

“Kita memberitahu apa yang dilakukan anak-anak ketika ada banjir, tanah longsor, sampai mempunyai luka di bagian tubuh,” kata Pendongen Yudi Agus Priyanto, Jumat (4/12/2021).

Yudhi menjelaskan metode pembelajaran dengan dongeng dilakukan agar anak dapat senang dan ceria serta tidak bosan. Sehingga materi yang diberikan bisa ditangkap anak lebih cepat.

“Kami memberikan materi dongeng dengan boneka-boneka lucu sehingga anak tertarik konsentrasi tidak terpecah,” lanjut Yudi.

Salah seorang peserta Zidan Susilo (12) mengaku senang bisa mendapatkan materi kesiapsiagaan bencana melalui program dari PMI dan Konica. Dirinya kini mengerti apa yang dilakukan ketika banjir, genpa bumi dan pertolongan pertama.

“Sekarang saya tahu ketika banjir matikan sumber listrik, tidak bermain di kubangan, ke tempat yang lebih tinggi. Kalau ada gempa saya harus menghindari kaca, menutup kepala, berlindung dibawah meja serta keluar rumah,” ujar Zidan.

Titis Andi Susilo selaku Kepala Markas PMI Kabupaten Pekalongan menjelaskan bahwa program PMI bersama Koica di kabupaten pekalongan bertujuan mengenalkan kesiapsiagaan bencana kepada anak sejak dini. Bahkan untuk Koica For Kids menyasar pada anak-anak pendidikan non formal seperti TPQ.

“Kita mendukung program pemerintah tentang kesiapsiagaan bencana sejak dini. Oleh karenanya PMI dan Koica hadir ditengah mereka,” kata Titis.

“Kita wajib bergerak bersama supaya anak-anak bisa memahami dan mengetahui yang harus mereka lakukan ketika dihadapkan saat bencana, temannya terluka, ataupun kondisi kedaruratan lainnya,” tambahnya.(MJ/60)