Dewan Ajak Semua Pihak Jaga Daya Dukung Lingkungan

Semarang, Mediajateng.net, – DPRD Kota Semarang mengajak semua stake holder bergerak bersama untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan. Demikian disampaikan Ketua DPRD Semarang Kadar Lusman, saat menjadi narasumber dialog bersama parlemen Kota Semarang, Rabu (15/1).

Dialog tersebut juga menghadirkan pakar lingkungan Undip Prof Sudharto P Hadi dan Kepala Bappeda Kota Semarang, Bunyamin. Menurut Kadar Lusman, persoalan lingkungan menjadi masalah yang serius dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang sehingga harus ada solusi yang komprehensif serta berkelanjutan.

Untuk itu Kadar Lusman mengajak semua stake holder bergerak bersama. Hal ini penting dilakukan agar lingkungan Kota Semarang semakin baik dan terjaga sehingga bisa dinikmati kelak oleh generasi yang akan datang. Menurutnya, saat ini jumlah penduduk Kota Semarang lebih dari 1,7 juta jiwa pada malam hari.

“Pada siang hari bisa bertambah hingga 2,5 juta jiwa, tentu banyak persoalan lingkungan yang dihadapi sehingga harus ada kerja sama semua pihak mengatasinya,” ujar Kadar Lusman.

Kadar Lusman menambahkan jumlah penduduk yang banyak tentu membutuhkan tempat tinggal, pekerjaan hingga aktifitas sehari-hari yang menimbulkan limbah atau sampah. Jika tidak dikelola dengan baik, persoalan limbah atau sampah ini bisa menjadi ancaman serius.

DPRD Kota Semarang, lanjut politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen bersama dengan pemkot untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Seperti menjaga ruang terbuka hijau atau RTH,penataan tata ruang dan wilayah hingga mendorong pemkot menerapkan aturan secara tegas utamanya dalam menjaga daerah hijau.

“Kami juga mendorong pemkot mengalokasi anggaran pembangunan embung, waduk dan daerah resapan air lainnya agar daya dukung lingkungan tetap terjaga,” katanya.

Selain memiliki manfaat untuk daya dukung lingkungan, pembangunan embung dan waduk juga sebagai upaya mengatasi banjir di Kota Semarang. Saat ini, lanjut Kadar Lusman, sudah menunjukan hasil yang signifikan. Kawasan yang dulu menjadi langganan banjir kini sudah berkurang banyak.

“Tentu ini menjadi komitmen bersama dengan pemkot agar lingkungan kota ini semakin aman dan nyaman,” katanya.

Sementara itu pakar lingkungan Undip, Prof Sudharto P Hadi mengatakan, daya dukung lingkungan diukur dari dua aspek yakni tanah dan air. Ada tiga persoalan yang terkait air. Pertama terlalu banyak saat musim hujan, terlalu sedikit saat musim kemarau dan air kotor yang tercemar limbah.

Sedangkan yang terkait dengan tanah, persoialan lingkungan yang dihadapi adalah land subsidence atau penurunan muka tanah dan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan.

“Penurunan muka tanah di Semarang bagian utara setahun rata-rata 2 hingga 12 cm pertahun,ini persoalan serius,” katanya.

Untuk itu dia minta agar pemkot konsisten dengan aturan yang sudah ada termasuk Perda No 14 tahun 2011 tentang Tata Ruang. Sedangkan persoalan banjir, menurut guru besar Fisip Undip ini sudah bisa diatasi meski belum sepenuhnya tertangani semua.

Kepala Bappeda Kota Semarang Dr Bunyamin menambahkan pemkot terus berupaya melakukan penataan lingkungan. Seperti pembangunan ruang terbuka hijau atau RTH di 16 kecamatan, penataan sistem drainase sehingga bisa mengurangi resiko bencana banjir. (ot/mj)