Tarpi Ingin Segera Tempati Rumahnya

Semarang, mediajateng.net-Kebahagiaan sulit dibendung oleh Tarpi (68), yang rumah reyotnya kini dibangun oleh Satgas TMMD Kodim 0733 BS Semarang.

Sebelum 16 Maret lalu, Ibu Tarpi tinggal dengan suaminya Warimin (73) yang dalam kondisi kesehatannya cukup memprihatinkan. Warimin terkena gejala stroke dan kini dalam kondisi lumpuh. Sehari hari, waktunya dihabiskan di atas tempat tidur.

Rumahnya yang beralas tanah dan bertembok kayu sudah reyot. Kayu-kayu sudah bolong dimakan rayap. Sedangkan banyak genteng pada bolong di sana-sini. Praktis bila hujan sering kebocoran dan saat panas pun sinar matahari mampu menembus ke dalam rumahnya yang berlokasi di RT 03 RW 08 Kelurahan Rowosari.

Sejak TMMD Reguler Ke-107 Kodim BS Semarang digelar mulai 16 Maret lalu, rumah ibu Tarpi ini masuk dalam jajaran Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang ikut direnovasi. Ada 20 RTLH yang dibangun menjadi rumah Layak Huni.
Rumah layak adalah impian bagi ibu Tarpi, namun demikian karena ekonomi yang sulit, penjual tempe ini pun menyerah pada keadaan.

“Sehari-hari saya jual tempe, untuknya kalau laku banyak tidaklebih dari Rp 15 ribu. Saya jualan di rumah dan kadang keliling desa kalau belum habis. Kalau tidak boleh keluar rumah seperti sekarang ini (pencegahan corona-red), saya hanya pasrah dengan pendapatan sehari-hari tidak lebih dari Rp 5 ribu. Tapi tetap saya syukuri karena adanya ABRI masuk desa (TMMD-red) ini saya banyak dibantu sama bapak-bapak tentara,” kata ibu Tarpi.

Wanita sepuh ini mengungkapkan, saat rumahnya direnovasi, dirinya diinapkan di rumah tetangga, termasuk suaminya.

“Saya juga diberi makan sama bapak-bapak tentara. Kalau mereka makan, saya juga diajak makan setiap hari. Malah suami saya pun sering dijenguk, diperiksa dan diberi vitamin,” papar Tarpi.

Tarpi pun mengakui manfaat TMMD di kelurahan Rowosari saangat banyak, khususnya terhadap masyarakat miskin seperti yang dia rasakan. Selain merasakan nyaman karena ada yang memperhatikan kehidupannya, juga keberadaan Satgas TMMD Kodim 0733 BS ini memberikan semangat bagi warga Rowosari.

Ia mencontohkan para personel TNI, sekarang setiap rumah punya padasan atau kran air wudhu untuk cuci tangan.

Dandim 0733 BS Semarang, Kol Kav Zubaedi SSos MM, terpisah, mengungkapkan bahwa TNI akan selalu hadir untuk dan bersama rakyat. Sebab ibu kandung TNI adalah rakyat.

“Dimana ada rakyat kesulitan, maka TNI akan datang membantu rakyat. Jadi sudah sewajarnya melalui TMMD ini kita curahkan seluruh tenaga kita untuk membantu masyarakat Rowosari. Meski dalam suasana keprihatinan dan waspada covid-19 ini, tetap jalan dan bekerja meski dengan penuh kehati-hatian,” ungkap Dandim 0733 BS Semarang.

Dandim juga merasa senang bisa bekerjasama dengan warga Rowosari.

“Partisipasi masyarakat Rowosari ini sangat luar biasa. kami di sini banyak dibantu masyarakat. Untuk menyediakan makan prajurit, banyak ibu-ibu yang menjadi relawan juru masak. Mereka memasakkan bahan-bahan yang telah kami sediakan tanpa pamrih. Bahkan makanan berlimpah sehingga bisa dinikmati warga yang ada,” ungkap Zubaedi.

RTLH di Rowosari menurutnya sudah rampung 90 persen, kini tinggal pengecatan atau finishing. Diprediksi 2 hingga 3 hari lagi kelar. Sasaran pembangunan dalam TMMD Reguler Ke-107 di Rowosari ini berjalan lebih cepat dari rencana.

“Awalnya kami perkirakan mundur karena ada pewaspadaan covid-19. Tapi karena partisipasi masyarakat yang luar biasa, justru bisa benyelesaikan semua sasaran lebih cepat,” kata Dandim.

Kusnadi, Ketua RT 03 RW 08 Kelurahan Rowosari mengatakaan semangat warganya cukup tinggi dan antusias dengan adanya TMMD.

“Mereka umumnya menyadari, TMMD mampu menyelesaikan beberapa problem sarana prasarana yang belum terpenuhi di wilayahnya. Misalnya masih adanya jalan rusak, rumah warga yang tak layak dan masih banyak lainnya. Sekarang dengan adanya TMMD, masyarakat bisa merasakan dampak pembangunan tersebut,” kata Kusnadi.

Sedangkan Lurah Rowosari, Surata SPd pun menggaris bawahi bahwa TMMD ini bukan saja membangun fisik lingkungan Rowosari, akan tetapi membangun dan membentuk mental masyarakat. “Kami sekarang melihat pagi-pagi banyk warga yang senam dan berjemur matahari, ternyata ini dipengaruhi perilaku prajurit setiap pagi. Mereka seperti mengikuti apa yang dilakukan prajurit agar sehat.”

“Setiap rumah menyediakan tempat cuci tangan, ini pun juga karena diajarkan dan difasilitasi prajurit. Andai kata ada TMMD sepanjang tahun, mungkin akan terbangun peradaban baru,” papar Surata, SPd. (50/mj)