IPDA Gelar Diskusi Publik, Gandeng Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, mediajateng.net – Ikatan Pemuda Desa Indonesia bekerjasama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Tembakau Dijajah Asing, Bagaimana Peran Pemuda” 28 September 2021 di Yogyakarta.

Diskusi Publik ini menghadirkan beberapa tokoh nasional, stakeholder pemerintah, akademisi dan kalangan petani.

Hadir pada kesempatan kali ini Ibu Luluk Nur Hamidah Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah pertanian, dari kalangan pemerintah Bpk Ir. Edy Sutopo selaku Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar.

Selain itu ada Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Bpk. Agus Parmuji, K. H Sarmidi Husna (Sekretaris LBMPBNU) , Gugun El Guyanie (Akademisi UIN Sunan Kalijaga Pengamat Hukum Tata Negara).

Dalam Penyampaian Keynote Speakers Ibu Luluk Nur Hamidah menyampaikan bahwa seringkali petani tembakau selalu dirugikan sedangkan para pemain besar diuntungkan.

Yaitu oleh regulasi dan aturan, hal ini tentu sebuah masalah, masyarakat yang menanam kurang sejahtera, sedangkan industri berhasil menggaruk keuntungan yang sebesar-besarnya.

Beliau juga menyampaikan cukai yang dihasilkan oleh tembakau selama ini kemana?apakah sudah berdampak kepada petani tembakau, sedangkan cukai rokok angkanya mencapai ratusan triliun dan selalu ingin dinaikan tiap tahunnya.

Agus Parmuji menambahkan bahwa selama tiga tahun terakhir petani selalu mengalami kerugian, pemerintah mengambil manfaat banyak dari petani melalui cukai tapi tidak peduli pada nasib petani yang menyedihkan sekarang.

Arifin Kusuma Wardhani selaku ketua Ipda menyampaikan bahwa kita harus berdiri membela petani, karena selama ini petani selalu dirugikan dan dinomerduakan suaranya.

Sedangkan merekalah tulang punggung tembakau Indonesia.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa FDK UIN Sunan Kalijaga sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan mengatakan bahwa diskusi ini berasal dari refleksi kritis Mahasiswa terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat khususnya petani tembakau.

Dan sudah menjadi tanggung jawab mahasiswa harus membantu menyuarakan suara rakyat yang terpinggirkan. (MJ/50)