Antisipasi Peredaran Pil PCC 23 Apotik dan Klinik Dirazia

Semarang – mediajateng.net

Selama dua hari 4-5 Oktober 2017 Satuan Resese Narkotika dan Obat Berbahaya (Satres Narkoba) Polrestabes Semarang yang didukung oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang dan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan razia di sejumlah Klinik dan Apotik di wilayah kota Semarang terkait perdaran Paracetamol, Cafein, dan Carisoprodo atau yang dikenal dengan nama PCC,. Walau belum menemukan Pil tersebut namun sejunlah obat tanpa ijin Edar diamankan petugas gabuban.

Kapolrestabes Semarang Kombes Abioso Seno Aji yang sidamoingi Kasat Resnarkoba AKBP Sidik Hanafi menegaskan bahwa dari 23 apotik dan klinik yang di razia ini petugas belim menemukan Pil PCC ino beredar di semarang. Namun demikiam petugas gabungan sempat menggerebek sebuah gudamg penyimpanan obat di kawasan jalan Medoho

” Kita menemukan gudang yang belum ada ijin resmi untuk menyimpan obat-obatan. Di gudang ditemukan obat-obatan namun legal, sedangkan gudangnya tidak berijin, sangsinya administrasi saja . Itu yang mengurusi Balai POM,” ujar Abi saat menggelar press rilis (5/10).

IMG_20171005_202729

Namun demikian, lanjut Abi, petugas gabungan juga menemukan beberapa kardus obat vitalitas tanpa ijin edar yang ditemukan di Apotik Mualim kawasan Ngalian kota Semarang dan obat tersebut langsung disita oleh petugas.

Sementara itu Kepala Bidang Pemeriksaan dan penindakan Balai besar POM Semarang Zetta Rina Puji Astuti mebambahkan terkait temuan tempat penyimpanan obat yang belum mempunyai perijinan pihaknya berjanji secepat mungkin menindsk lanjuti temuan tersebut.

“tetap kita proses gudang penyimpanan obat yang belum berijin, nanti akan kita koordinasikan, pasri ada tindakan tegas,” kata Zetta Rina.

Sedangkan terkait temuan di lapangan sebagaian besar Klinik yang didatangi petugas sudah beralih fungsi Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengatakan bahwa akan mengecek kembali database karena dimungkinan banyak sekali klinik yang tidak melapor.

” kemungkinan banyak klinik yang tidak melapor saat tutup atau beralih fungsi, nanti saya teliti kembali database yang ada,” pungkasnya. (MJ-303)