Setelah Dari Persiden, Sekarang Dari Wapres

SEMARANG- Setelah menerima langsung penghargaan dari Persiden Joko Widodo, Kota Semarang kembali menerima penghargaan. Koleksi sebagai bukti kinerja yang ditambahkan di ruang kerja Walikota Hendrar Prihadi, diterimakan langsung dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jika sebelumnya upaya Walikota Semarang, Hendar Prihadi dalam memaksimalkan pembangunan Kota Semarang mendapat apresiasi pemerintah pusat Republik Indonesia, kebijakan penggunaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang pro poor. Prestasi yang dilakukan membuat Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi merubah wajah kota dengan sangat cepat,

Tak hanya itu, dirinya juga sukses menyediakan berbagai fasilitas kebutuhan hidup serba gratis, seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, atau rekreasi gratis yang belum diinisiasi sebelumnya.

Kali ini, dalam survei rating kota cerdas ke 93 kota di Indonesia, Kota Semarang dinobatkan sebagai salah satu Kota Cerdas di Indonesia tahun 2017. Didasari penilaian Kota Semarang mampu mengelola kota menyelesaikan tantangan dengan solusi inovatif, terintegrasi, serta berkelanjutan.

Selain itu Kota Semarang juga dinlai telah mampu menyediakan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.Untuk itu dalam rangka mengapresiasi pencapaian yang telah dilakukan oleh Kota Semarang tersebut, Senin (11/12), Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla menyerahkan penghargaan ‘Rating Kota Cerda Indonesia 2017 ‘kepada Walikota Semarang, Hendrar Prihadi di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Dalam rilisnya, disebutkan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menekankan pentingnya pelaksanaan program kerja pemerintah daerah yang Smart.

“Dibanding sistem, sistem itu hanya tools. Hasil yang akan dinikmati adalah output-nya apa,” tegas Wapres Jusuf Kalla.

Senada, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi ini juga mengatakan bahwa sistem pintar yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang juga tidak akan bisa berjalan bila tanpa dukungan masyarakat.

“Karena itu pola kerjanya adalah bukan kita bisa buat apa, tapi masyarakat butuhnya apa, harus bottom up, dan pola seperti itu yang kita gunakan dalam membuat 204 sistem serta aplikasi untuk Kota Semarang sampai hari ini,” tutur Hendi.

Dirinya mencontohkan salah satunya adalah aplikasi ponsel pintar Air Traffic Control System milik Kota Semarang yang dapat didownload di google playstore dengan nama ‘ATCS Lalin Semarang’.

“Apakah kami yang pertama menerapkan sistem tersebut ? Mungkin tidak. Tapi apakah Semarang jadi yang pertama membuka sistem tersebut untuk masyarakat ? bisa dicek, kami luncurkan aplikasi itu sejak tahun 2016,” jelas Hendi.

“Dan animo masyarakat cukup besar terhadap aplikasi tersebut, karena masyarakat memang butuh itu untuk memantau lalu lintas yang akan dilewatinya, sebagai solusi permasalahan yang dihadapi sehari-hari,” lanjutnya.

Dalam data yang terdapat pada Google Play Store, aplikasi ATCS Lalin Semarang saat ini menduduki peringkat ketiga paling banyak digunakan dengan 50 ribu pengguna.

Jumlah tersebut lebih banyak dari aplikasi ATCS Denpasar dan Jakarta CCTV yang masing-masing hanya digunakan oleh 5 ribu pengguna. Sedangkan ATCS Lalin Semarang hanya kalah jumlah pengguna dengan NTMC POLRI dan Jasamarga Live yang masing-masing telah mencapai 100 ribu pengguna.Mj-505