Desa Karanggintung Bangun Jaringan Internet Mandiri

Banyumas, mediajateng.net – Warga Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, berinisiatif membangun jaringan internet secara mandiri. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Sari, pemerintah desa setempat menggandeng penyelenggara jaringan internet atau ISP (internet service provider) untuk menyediakan akses.

Kepala Desa Karanggintung, Harsiyadi mengatakan, program bernama Desa Mandiri Internet ini dirintis sejak tahun 2020 lalu. Ide untuk membangun jaringan internet secara mandiri ini berawal dari Pemdes dan BPD yang memiliki usaha produktif.

“Nah internet ini kan menjadi kebutuhan primer saat ini. Karena itu, kami mendapat mitra pihak swasta PT Sarva (Sarva Solution Indonesia) agar usaha internet itu bisa berjalan,” tuturnya, usai peresmian program Desa Mandiri Internet, di Balai Desa Karanggintung, Senin (22/11).

Dia menjelaskan, ISP tersebut menggandeng Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Lumintu yang berisi warga desa untuk membantu pemasaran, pemasangan perangkat dan teknisi internet.

Dalam perjalanannya, Pemdes terlibat dengan membiayai berbagai kebutuhan yang terkait jasa pemasangan, pembuatan server dan perakitan perangkat dengan anggaran Dana Desa.

“Karena ini usaha produktif, KIM Lumintu yang tadinya mitra Pemdes, sekarang sudah di bawah BUMDes,” jelasnya.

Dia mengatakan, sejauh ini sebanyak 168 warga Desa Karanggintung sudah menjadi pelanggan Lumintu. Mereka hanya dikenai biaya langganan yang cukup murah, tergantung dari kecepatan layanan internet yang dipilih.

Kecepatan layanan internet yang disediakan terdiri dari tiga jenis, 5 Mbps dengan biaya Rp175 ribu per bulan, 10 Mbps dengan biaya langganan Rp250 ribu per bulan dan 20 Mbps dengan biaya Rp 400 ribu per bulan.

“Area yang tercover sekitar tiga perempat wilayah desa, dengan kabel fiber optik yang terpasang sepanjang lebih dari 4 kilometer,” kata Direktur PT Sarva Solusi Indonesia, Wahyono.
Wahyono mengatakan, Desa Karanggintung merupakan pilot project program Desa Mandiri Internet. Selain di Banyumas, pihaknya juga mengembangkan program serupa di Kabupaten Purbalingga, dan Cilacap.

Saat peresmian, Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengatakan, internet harus dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan produktif dan perekonomian desa. Oleh karena itu, pemasangan internet di desa harus diperluas ke rumah-rumah warga lainnya.

“Ini pionir ya, (internet mandiri) pasti sangat berguna bagi masyarakat. Selain biaya internetnya murah tapi lancar,” katanya.

Kendati demikian, Husein mengingatkan Pemdes untuk melaporkan penggunaan dana secara berkala dan transparan. Dia tidak mau ada program yang cukup baik ini membuat seseorang tersandung masalah hukum.

Husein mengaku akan memantau dan mengevaluasi program tersebut dalam waktu 1-3 bulan ke depan. Apabila berjalan lancar dan menguntungkan masyarakat maka Desa Mandiri Internet bisa dikembangkan ke daerah lain.

“Ini perlu dibuktikan terus, kita coba lihat satu sampai 3 bulan ke depan bagaimana. Kalau hasil evaluasinya menguntungkan masyarkat dan tidak ada kerugian negara nanti bisa dikembangkan lagi,” ujarnya.

Sementara itu tokoh intelektual muslim, Emha Ainun Nadjib yang turut hadir pada peresmian mengatakan, internet adalah bagian dari kemajuan teknologi informasi pada era Revolusi Industri 4.0. Namun, hal itu ada sisi positif dan negatifnya.

“Revolusi industri pertama di Eropa, renaissance itu bukan pencerahan, tapi merebut manusia dari Gusti Allah. Manusia itu menjadi penguasa dunia, yang menguasai tumbuhan dan hewan. Manusia menjadi makhluk yang mengeksploitasi alam. Lalu ada globalisasi, sekarang revolusi IT. Karena itu, saya pesan, harus berhati-hati dengan penggunaan (internet) karena ada maslahat dan mudharatnya. Itu yang harus kita atasi,” kata Cak Nun. (MJ/50)