Warga mengantri dan adu kecepatan mengambil air bantuan di Dusun Kedungbunder Desa Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Selasa 27 September 2023. Foto: Wahyu Prabowo

Donatur Suplay Kesegaran di Tengah Kekeringan Panjang di Kedungjati Grobogan

 

Media Jateng, Grobogan – Semangat kebersamaan dan saling membantu terus ditunjukan di tengah kekeringan akibat Kabupaten Grobogan.

Kepedulian terus muncul lantaran kekeringan akibat kemarau panjang hingga saat ini masih mendala sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan.

Kekeringan di Grobogan bahkan masih melanda di lebih dari 70 Desa mengalami kekeringan sehingga kesusahan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk kebutuhan mandi dan cuci hingga air untuk konsumsi.

Baca juga: Bawaslu Demak Ajak Generasi Z Tak Tergiur Iming-iming eMoney Politik

Salah satu kekeringan terjadi di Kecamatan Kedungjati, Grobogan. Lebih dari 100 KK yang tinggal di Dusun Kedungbunder, Desa dan Kecamatan Kedungjati untuk beberapa saat bahkan mengandalkan donasi air bersih.

Warga di Kedungbunder, Kedungjati mengalami kekeringan lantaran hujan hingga saat ini masih belum juga turun.

Tidak saja dari lembaga pemerintah, donasi air bersih dari swasta juga dikirim donatur ke permukiman penduduk yang ada ditengah hutan tersebut.

“Sudah tak ada sumber air bersih di Dusun. Ada 100 KK lebih membutuhkan air dan dapat bantuan dari donatur atau BPBD. Dari BPBD dua kali, dan lainnya perorangan atau swasta,” Aku Pujiati, Ketua RW XI, Dusun Kedungbunder, Desa Kedungjati, Kamis 28 September 2023.

Tidak hanya tahun kemarau 2023, kekeringan juga pernah terjadi di Kedungjati. Namun, minimnya distribusi bantuan dari daerah, menurut Nur Latif donatur asal Kecamatan Kedungjati melihat sangat memprihatikan.

Hal ini dikarenakan kebutuhan warga terutama air itu seharusnya sudah terpetakan sejak jauh hari. Terlebih daerah kekeringan di Kabupaten Grobogan itu setiap tahun selalu ada.

“Ya kami hanya menyayangkan kondisi kebutuhan air jangka panjang kok tak dipikirkan sejak dulu. Karena saya hanya bisa membantu sedikit ya saya bantu sebisanya saja, semoga berguna dan meringankan beban warga,” ujar donatur kepada jurnalis.

Tak hanya Kedung bunder, Dusun Pepe Desa Prigi juga mengalami kekeringan ekstrim dan bahkan kesulitan mendapatkan bantuan air.

Tercatat lebih dari 50 kepala keluarga di Dusun Pepe, Desa Prigi, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan hanya bisa pasrah dilanda kekeringan.

Pasrah tersebut dikarenakan dusun Pepe berada di tengah hutan dan infrastruktur jalan yang rusak parah. Bahkan, para pengusaha air dan Pemerintah Daerah tak bisa mensuplai air bersih selama kekeringan dua bulan ini.

“Kita juga prihatin dengan kondisi kekeringan di Dusun Pepe. Tapi mau bagaimana lagi, pengusaha air swasta kapok usai mengirim air sekali. Selain jauh, jalan rusak juga menjadi kendala,” jelas Camat Kedungjati, Kuspriyati.

Sementara itu, lanjut Camat Kedungjati, pihaknya akan mendorong Pemerintah Kabupaten Grobogan bersama pemerintah provinsi atau pusat agar membantu fasilitas air bersih untuk jangka panjang.

“Kita akan usulkan bersama Pemkab supaya ada antisipasi jangka panjang. Karena kekeringan bisa terjadi kapan saja dan selalu terjadi setiap tahun. Bedanya hanya tahun ini (2023), kekeringan lebih ekstrim dan dirasakan berat masyarakat terpencil,” pungkasnya.