SEMARANG, Mediajateng.net – Langkah inovatif dilakukan gerakan Wayang for Student dengan menyelenggarakan pertunjukan dan pengenalan mendasar dunia wayang kepada pelajar.
Berlangsung di SMPN 19 Semarang, gerakan tersebut diisi bukan hanya dengan pertunjukan wayang, tari, drama dan beberapa kesenian lain pun turut memeriahkan acara yang berlangsung lima hari tersebut.
Pergerakan tersebut berawal pada survei kecil yang dilakukan komunitas tersebut yang menyasar pelajar. Ketua Wayang for Student, Ninik Liestyati menuturkan dari hasil surveinya diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak mengerti nilai positif darin pagelaran wayang kulit. “Yang mereka terima adalah bahwa pertunjukan wayang itu hanya lah begadang, sambil minum kopi. Sama sekali mereka tidak tahu ceritanya,” tegas dia.
Ninik dan semua pihak yang tergabung dalam pergerakan Wayang for Student tersebut bertekad mendekatkan wayang kembali dengan masyarakat, pelajar khususnya. Caranya, dengan mengemas pertunjukan wayang yang disesuaikan dengan perkembangan zaman yaitu dengan menampilkan wayang cinema. ”Untuk yang sebelumya, melalui respon anak-anak, kita bisa mengukur bahwa kita berhasil membuat mereka jadi lebih banyak tahu bahwa ternyata wayang itu bagus,” kata Ninik.
Sementara itu, Aneng Kiswantoro dalang pertunjukan wayang cinema ini megatakan bahwa untuk ceritanya, dirinya memang memodifikasi dengan memasukkan gaya anak muda agar siswa-siswi lebih tertarik. Begitu pula dengan bahasanya, ia sesuaikan dengan bahasa yang dimengerti anak jaman sekarang. Selain itu, ia juga menampilkan wayang dengan cerita yang belum pernah di ekspose dalam kebanyakan cerita wayang. ”Kami membawakan cerita mengenai Hanoman. Tapi sebelumya kami juga memasukkan cerita mengenai masa kecil Hanoman yang tidak banyak diceritakan dalam cerita pewayangan,” ujar Dalang yang bersama 15 orang lainnya berhasil membuat pertunjukan wayang seperti menonton sebuah film.
Rangga wibisono, salah satu siswa kelas IX SMPN 19 Semarang yang mengikuti kegiatan ini mengaku senang. Sebelumnya ia tidak pernah tertarik untuk menyaksikan pertunjukan wayang, namun dengan dikemas secara lebih kekinian pertunjukan wayang ini mampu membuat Rangga memahami isi cerita yang ditampilkan. ”Seperti nonton film, bagus. Bahasanya juga kita ngerti, tidak pakai bahasa kromo. Kan bisa jadi karena basa krama itu teman-teman tidak mau nonton wayang, tidak tahu bahasanya soalnya,” ujar Rangga. (MJ-058)

Comments are closed.