SEMARANG, Mediajateng.net – Kepala Sekolah SMAN 3 Semarang sudah semestinya menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas tragedi terbuangnya 380 siswa unggulannya dari SNMPTN.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Joko Santoso menegaskan bahwa ini merupakan tindakan teledor yang sangat memalukan bagi dunia pendidikan. “Dan sudah semestinya yang bertanggung jawab atas semua kekacauan ini adalah kepala sekolah,” kata Joko Santoso, Jumat (13/5).
Atas kejadian tersebut, pada Kamis (12/5) kemarin, telah dibentuk tim investigasi yang terdiri dari perwakilan orang tua sejumlah 10 orang, perwakilan sekolah dan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. “Ini bentuk human error di SMAN 3 yang terburuk,” kata Joko.
Tim Investigasi, lanjut Joko harus memulai langkah secepatnya. Pada tim tersebut Joko juga berharap menemukan antisipasi agar kejadian serupa agar tidak terulang. “Secepatnya tim investigasi turun lapangan. Cari beberapa kemungkinan agar bisa sebagai antisipasi di masa mendatang. Kejadian yang memalukan ini jangan sampai terulang,: kata Joko.
Seperti diberitakan, sebanyak 380 siswa SMAN 3 Semarang atau seluruh siswa IPA reguler tidak lolos dalam seleksi SNMPTN 2016. Kondisi berbeda terjadi dimana lulusan kelas IPS ada 24 dari 44 siswa yang berhasil mendapat bangku kuliah melalui jalur SNMPTN.
Padahal, SMA N 3 merupakan sekolah terkemuka yang telah banyak menempatkan alumni mereka di posisi penting dalam beberapa sektor. Sebut saja nama Sri Mulyani. Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) yang saat ini dipercaya di Bank Dunia bersama Menlu Retno Marsudi tercatat sebagai alumni sekolah yang tepat berada di depan kantor Balaikota Semarang. (MJ-047)
Tragedi SMAN 3 Semarang, Wakil Ketua DPRD Semarang: Kepala Sekolah Harus Bertanggung Jawab
