Tembang Jawa Tak Kalah dari Tembang Mancanrgara

_Sekar gambuh ping catur_
_Kang cinatur polah kang kalantur_
_Tanpa tutur katula-tula katali_
_Kadaluwarsa kapatuh_
_Kapatuh pan dadi awon_
(Serat Wulangreh, pupuh III karya Pakubuwana IV)

Banjarnegara, mediajateng.net – Tembang Jawa Gambuh tersebut elok dibawakan guru bahasa Inggris SMPIT Permata Hati Banjarnegara Nofita Dian Wiraswasti di depan para siswa, Kamis (30/12/2021).

Lagu yang bermakna kebiasaan akan menjadi karakter seseorang itu, dijadikan awalan sebelum film dokumenter berjudul Among Roso diputar. Setelah itu, guru juga memutar lagu _Heal the World_ karya legenda musik Michael Jackson.

Para siswa pun bisa menilai, bahwa lagu Jawa tak kalah memiliki pesan moral tinggi dibanding lagu mancanegara.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi pembelajaran menggunakan media film dokumenter dalam rangka Program Organisasi Penggerak (POP) di Kabupaten Banjarnegara. SMPIT Permata Hati Banjarnegara merupakan salah satu sekolah sasarannya.

Kepala SMPIT Permata Hati Muhammad Al Akhyar yang melakukan supervisi pembelajaran mengaku kegiatan POP menjadikan siswa tahu bahwa budaya Jawa tak kalah dengan budaya asing.

“Tadi kan mapel bahasa Inggris. Siswa banyak yang mengatakan suka lagu berbahasa asing, tapi ternyata sebagian besar tidak tahu arti lagu-lagu yang mereka sukai. Padahal lagu Jawa memiliki banyak makna yang lebih bagus” ujar Akhyar.

Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI) selaku penyelenggara POP mengatakan dengan program ini guru diajak menggali potensi lokal sebagai bahan pembelajaran berbasis film dokumenter.

“Hasilnya cukup memuaskan, para guru sasaran bisa mencari potensi lokal untuk bahan belajar siswa. Kalau saja semua guru mau sedikit saja keluar dari zona nyaman di kelas, mencari sumber belajar di luar sekolah, sebenarnya banyak yang bisa dipelajari” ujar Heni.

Salah satu siswa SMPIT Permata Hati Asma Butsaina mengungkapkan ia baru tahu kalau ternyata kesenian Jawa memiliki nilai karakter yang sangat tinggi. Selama ini ia lebih suka musik Korea karena ikut-ikutan teman dan merasa enak di dengar di telinga.

“Ternyata lagu Jawa isinya bagus. Sayangnya kita jarang tahu artinya, dan menganggap itu kesenian orang tua. Melalui film dokumenter tadi, kita jadi tahu kalau lagu Jawa dan Karawitan ternyata berperan juga membentuk jiwa agar halus budi pekertinya,” ujar Asma. (MJ/50(