Riuh dan Meriahnya Upacara Sesaji Rewanda di Goa Kreo

SEMARANG, Mediajateng.net – Suara gemericak rebana terdengar lantang mengiringi prosesi kirab Sesaji Rewanda. Suasana semakin sahdu dan magis dari perpaduan rebana dengan dendangan shalawat yang tertiup angin di atas jembatan Waduk Jatibarang menuju Goa Kreo. Beriring pasukan kera dengan kostum berwarna kuning, merah, putih dan kuning yang mengawal. Anak-anak dan remaja pun tidak ingin ketinggal, mereka akhirnya juha sama menggatikan kstum.
Jika merunut pada kalender hijriyah, Rabu (13/7) pagi bertepatan dengan 8 Syawal, hari yang digunakan sebagai perayaan Syawalan atau lebaran ketupat. Pada tanggal itu pula, setiap tahun di Goa Kreo, yang dihuni puluhan kera, dilakukan Sesaji Rewanda. Sesaji tersebut dilakukan sebagai ungkapan penghormatan masyarakat sekitar terhadap kisah heroiknya para kera yang membantu Sunan Kalijaga saat mencari kayu guna dijadikan tiang Masjid Agung Demak.
Ditambah dengan gunungan Nasi Golong atau Sego Kethek, gunungan lain yang terdiri dari buah-buahan serta palawija disajikan khusus untuk kera penghuni setia Goa Kreo. “Acara ini sebagai simbolisasi sekaligus napak tilas apa yang dilakukan Sunan Kalijaga ketika hendak menebang dan mengangkut kayu dari daerah ini, dan dibantu pasukan kera,” ungkap Karyadi, Ketua Pelaksana gelaran Sesaji Rewanda tahun 2016 ini.
Tuhan, selain itu sebagai untuk mengenang legenda pembangunan masjid Agung Demak yang konon dibantu oleh para kera di goa ini,” katanya.
Dalam prosesi adat itu, kata dia juga ada prosesi rebutan Gunungan Sego Kethek (nasi kera,red) yang konon jika dimakan akan mendapatkan berkah. “ Gunungan nasi akan diperbutkan warga di plataran menuju Goa Kreo, Gunungan kali ini lebih besar dibandingkan tahun lalu kerena bertepatan dengan hari libur,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu, yang datang mewakili Walikota Semarang Hendar Prihadi dalam sambutannya mengatakan, jika Sesaji Rewanda merupakan sebuah prosesi adat yang bisa menjadi magnet untuk menarik wisatawan lokal maupun asing. “ Selain itu acara ini sebagai bentuk nguri-uri kebudayaan Jawa. Bahkan Kreo terkenal sebagai tempat wisata alam,” jelasnya.
Menurutnya, adanya kegiatan ini juga bisa menjadi peluang dibidang ekonomi bagi masyarakat sekitar lantaran selain Goa Kreo, ditempat yang sama juga ada Waduk Jati Barang . “ Jelas bisa menjadi wisata andalan lantaran tempatnya yang masih asri, peluang dibidang ekonomi untuk warga juga besar. Adanya waduk juga bisa mengurangi banjir di Kota Semarang,” paparnya.
Dalam acara tersebut, Wanita yang akrab disapa Mba Ita dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbubpar) Kota Semarang, pun nampak larut dan ikut serta berjoget dengan para penari dan masyarakat. Dirinya berharap jika masyarakat bisa mengambil hikmah dari proses sesaji yang dilakukan, yakni bisa mensyukuri berkah dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada masyarakat. (MJ-058)

Comments are closed.