Program Rastra Berhenti, Ini Gantinya

GROBOGAN, Mediajateng.net – Program bantuan sosial beras sejahtera (rastra) sudah berakhir. Sebagai gantinya, kini program bantuan sosial tersebut diubah menjadi Bantuan Sosial Pangan NonTunai atau yang bisa disingkat BPNT.

Jumat (25/5), program tersebut diresmikan oleh Bupati Grobogan Hj Sri Sumarni melalui Sekda Kabupaten Grobogan, Moh Soemarsono di e-Warong Sumber Makmur, di dusun Kedaton, desa Pulorejo, kabupaten Grobogan.

Dalam sambutannya, Moh Soemarsono mengatakan, mulai bulan Mei sudah ditetapkan program BPNT melalui mekanisme e-Warong.

“Launching Program BPNT di Kabupaten Grobogan yang pertama diadakan di warung Sumber Makmur di desa Pulorejo, kecamatan Purwodadi. Kami dari Pemkab Grobogan memberi apresiasi terhadap koordinator ketahanan pangan, dinas sosial dan juga BRI yang terkait dalam program ini. Saya berharap ini dilakanakan sesuai mekanisme yg ada,” ungkap Soemarsono.

Dikatakannya, BPNT merupakan bantunan sosial pangan yg disalurkan nontunai senilai Rp 100.000/bulan melalui warung elektronik yang ditunjuk dan hanya dapat ditukar beras atau telur.

“Jadi tidak bisa dipergunakan untuk membeli bahan lain. Tidak boleh beli rokok. Hanya khusus membeli beras dan telur,” tegasnya. Total penerima BPNT di Kabupaten Grobogan berjumlah 121.831 KPM.

“Perlu saya sampaikan Januari lalu, saya meluncurkan program bansos beras Rastra di Getas dalam bentuk beras berkualitas Medium berat 10 kilogram tanpa dikenakan biaya tambahan. Pada bulan ini beralih ke program batuan pangan nontunai (BPNT),” jelas Moh Soemarsono.

Meski telah diresmikan, Bupati tidak melupakan keberhasilan dalam penyaluran alokasi Bansos Rastra selama bulan Januari-Maret 2018. Menurutnya, program tersebut sudah berjalan dengan baik karena adanya koordinasi terpadu dan dukungan semua pihak.

Namun, untuk administrasi yang belum diselesaikan, Bupati meminta agar segera diselesaikan sehingga pelaksanaan BPNT ini tidak terkendala karena belum tuntasnya permasalahan administrasi pada program Bansos Rastra.

“Dengan adanya program BPNT ini diharapkan tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat administrasi,” tambah Soemarsono.

Pihaknya berpesan agar pelaksanaan BPNT ini berjalan dengan baik. Pertama kepada tim koordinator terkait supaya maksanakan tugas yang sebaik-baiknya. Kemudian kepada jajaran BRI sebagai mitra agar mempersiapkan infrastruktur sesuai dengan aturan yang ada. Dan kepada camat dan kades agar melaporkan kepada tim koordinator secara berkala.

Sementara untuk para pendamping KPM dan e warong diharapkan dapat melayani para KPM dengan sebaik-baiknya.
Launching ini dibuka dengan penyerahan kartu Combo secara simbolisasi kepada dua warga KPM dilanjutkan dengan pemantauan transaksi pembelian beras dan telur di e Warong oleh warga secara simbolis.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Andung Sutiyoso mengatakan alokasi keluarga penerima manfaat (KPM) program BPNT pada Mei 2018 berjumlah 121831 orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua, yakni 63722 KPM yang juga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan 58109 KPM non-PKH.

‘’Setiap bulan, tiap KPM mendapatkan alokasi Rp 110 ribu untuk dibelanjakan bahan pangan beras dan telur. Pengambilannya menggunakan kartu combo di warung gotong royong elektronik atau E-Warong,’’ kata Andung.

Dikatakan Andung, program BPNT dapat dilayani di 705 E-warong se-Kabupaten Grobogan. Penyaluran tersebut dibantu Bank BRI sebagai mitra pembayaran. Pada Mei ini akan disalurkan dari 25-31 Mei nanti. Pelaksanaan di tingkat Kecamatan dan Desa dibantu 170 pendamping Tenaga Keluarga Sejahtera Kecamatan dan Tenaga Keluarga Harapan.

‘’Dana Rp 110 ribu hanya bisa ditukarkan dengan Beras atau telur dan kedua-duanya. Jadi tidak bisa ditukarkan untuk membeli minyak goreng, atau sembako lainnya. Apalagi, untuk membeli paket internet atau pulsa, jelas tidak bisa,’’ jelas Andung.

Terpisah, pimpinan Cabang Bank BRI Purwodadi Safri Rahmat mengatakan program BPNT harus dilakukan secara bergotong royong agar cepat disalurkan pada KPM dan KPH. Pihaknya mengaku siap mengawal program tersebut.

‘’Penyaluran pertama di bulan Ramadan ini, semoga menjadi berkah bersama. Ini harus terus dikawal hingga sampai ke penerimanya. Jika dilakukan secara bergotongroyong, saya yakin dapat cepat terselesaikan,’’ ujarnya. (Ag-MJ)