GROBOGAN, Mediajateng.net – Perum Perhutani KPH Gundih, terus melakukan upaya pencapaian pengakuan standart khualitas dunia dengan mengejar sertfikasi FSC Controlled Wood (CW). Pengakuan dunia, diperlukan untuk meningkatkan harga tawar kayu yang dipasarkan Perum Perhutani hingga ke beberapa negara eropa.
Administratur KPH Gundih Gunawan Catur, dalam keteranganya, Selasa (13/9) mengungkapkan, upaya pencapaian sertifikat kayu tingkat dunia dilakukan dengan harapan kayu jati asal Indonesia lebih dihargai di negara-negara eropa. “Guna mendapatkan pengakuan dalam mengelola hutan, salah satu upaya dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada semua stakeholder diantaranya Muspida Muspika LMDH (Lembaga Masyrakat Desa Hutan ), LSM (Lembaga Swdaya Masyrakat ) yang berada di sekitar wilayah hutan,” ungkap Gunawan Catur.
Gunawan Catur menambahkan, audit FSC-Controlled Wood Certfication akan dilaksanakan 26 dan 27 September 2016 mendatang. “Salah satu persyaratan audit Controlled Wood setiap pengelolaan hutan harus disampaikan ke publik sehingga publik mempunyai akses, saran, pendapat, kritik maupun masukan terhadap pengelolaan hutan yang selama ini yang dilakukan KPH Gundih,” imbuhnya.
Di singgung mengenai persiapanya waka Administratur KPH Gundih Eko Teguh Praseyto menjelaskan, kami sudah mencoba melakukan kegitan yang ditentukan dan diatur dalam Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH ). “Berbeda dengan KPH Kendal dan KPH Capu yang menerapkan semua standar. Di KPH Gundih terapkan lima standarisai yakni kayu bukan merupakan hasil kegiatan illegal logging, tidak melakukan penebangan yang berada di lokasi yang melanggar hak-hak sipil dan tradisional, tidak melakukan penebangan dilokasi yang bernilai tinggi, yang selanjutnya adalah tentu saja tidak melakukan kegiatan konversi hutan alam menjadi kawasan non kehutanan,tidak melakukan rekayasa genetika pada kawasan hutan,” urai Eko Teguh. (MJ-070)