SEMARANG, Mediajateng.net – PDAM Tirta Moedal terus berupaya menurunkan Tingkat Kehilangan Air (TKA) atau kebocoran bertahap. Hal tersbeut sebagai antisipasi naiknya pelanggan pada tahun ini dan ke depan.
dalam catatannya PDAM Tirta Moedal, pada akhir tahun 2013 TKA dari 49%, menjadi 46% di akhir 2014, selanjutanya di akhir tahun 2015 tercatat TKA sebesar 40,75%. Pada tahun ini, pihaknya mentargetkan TKA bisa menjadi 37,75%.
Sementara, untuk sumber produksi air PDAM Tirta Moedal Kota Semarang ada 3 yakni, air permukaan (Instalasi Pengolahan Air), sumber mata air dan sumur dalam.
Etty menjelaskan air permukaan mendominasi produksi air PDAM mencapai 85%. Artinya dibutuhkan biaya yang cukup tinggi pada produksi air untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Semarang. Untuk proses produksi air bersih PDAM Tirta Moedal Kota Semarang ada 5 tahap dimulai dari Intake (pengambilan air baku), Koagulasi (proses pencampuran bahan kimia dengan proses pengadukan cepat), Flokulasi (proses pembentukan flok dengan proses pengadukan lambat), Khlorinasi (proses pembubuhan bahan kimia desinfektan di reservoar yang mempunyai fungsi membunuh mikrorganisma di dalam air). “Sehingga air hasil proses produksi aman untuk dikonsumsikan imbuhnya.
Sementara untuk proses distribusi, pada akhir tahun 2015 pihaknya sudah melayani sekitar 67% kebutuhan air warga. Proses distribusi dibagi menjadi dua sistem yaitu pemompaan mendominasi sebesar 95% dan sisanya adalah sistem gravitasi.
Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Joko Purwanto mengatakan, hingga akhir Desember 2015 pihaknya telah memasang 9.135 SR. “Jumlah itu lebih besar dari total target yang dipatok 9.000 SR,” tutur dia.
Sebanyak 3.600 pelanggan baru tercatat dicabang Semarang Timur. Sedangkan sisanya, tersebar di seluruh kantor cabang PDAM Tirta Moedal. “Kami terus berpacu untuk meningkatkan pelayaan kepada pelanggan dan memperluas cakupan pelayaan sesuai dengan target 100% pada tahun 2019,” katanya. (MJ-047)

Comments are closed.