Pedagang Pasar Ikan Rejomulyo Tolak Rencana Relokasi

Semarang,mediajateng.net-Paguyuban Pedagang Ikan basah dan Pindang ( PPIBP) Pasar Rejomulyo Semarang secara tegas menolak rencana  pemerintah kota Semarang yang akan memindahkan  mereka di  Gedung Baru Pasar Rejomulyo yang berjarak tak jauh dari lokasi. Alasannya gedung baru tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai tempat Grosir pedagang ikan.
Menurut pengurus paguyuban pedagang ikan basah dan pindang (ppibp),Mujiburrohman menegaskan selain tidak layak sebagai tempat grosir pedagang ikan,ada beberapa poin yang menjadi alasan penolakan pedagang ini antara lain masalah drainase yang sangat minim.
“Di pasar ikan, kami membutuhkan air minimal 200 kibik/malam.sedangkan di tempat yang baru air sangat minim, sementara untuk lapak di tempat baru sampai hari ini pemerintah kota semarang belum menentukan luasnya lapak. Sedangkan idealnya per lapak ukuranya 20-30 meter peesegi, seperti di tempat lama,” Tegas Mujiburrohman, dihadapan wartawan Sabtu (22/7)

Dalam kesempatan tersebut Mujiburrohman menambahkan, tentang bongkar muat. Di gedung baru tersebut  bongkar muat ikan hanya menampung 2-3 truck saja, sedangkan selama ini lahan lama mampu menampung 20-23 truck sehari. Menurutnya,pasar yang sekarang ini ditempati masih bagus, tinggal di optimalkan saja.

“Pemerintah selalu bilang yang penting dipakai dulu, renovasi menyusul, kata mujiburrohman mengutip penyataan orang dari pemerintah kota. Padahal omset pedagang di Pasar ikan ini dalam sehari bisa mencapai Rp 2 Milyar/ hari.

Sementara itu anggota tin Advokasi Paguyuban Pasar ikan Rejomulyo, Slamet Hariyanto mengatakan bahwa pemkot diharap bisa meninjau ulang kembali kebijakan yang akan memindahkan di lokasi baru.

Untuk menindak lanjuti ini,tim Advokasi dalam waktu dekat ini bersama perwakilan paguyuban akan menemui Komisi B DPRD Kota Semarang untuk melakukan audensi. Namun jika Pemerintah Kota tetap nekat untuk merelokasi pedagang, dirinya dan para pedagang tetap akan bertahan di pasar apapun yang terjadi.

“Saya dan teman-teman pendamping lainya akan tetap bertahan di pasar lama bersama pedagang jika dalam waktu yang disepakati  tidak ada titik temu, apapun yang akan terjadi, kami siap” ungkap Slamet.

Dirinya juga sudah siap menjelang deadline relokasi, termasuk jika adanya ancaman dan intimidasi dari pihak manapun. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan para pedagang secara begiliran mengadakan patroli di sekitar pasar lama

“Patroli untuk jaga-jaga aja, terutama mewaspadai amcaman kebakaran, pedagang sudah antisipasi, jika ada pengancaman , kami pastikan akan tempuh lewat jalur hukum,” Pungkasnya. (MJ -303)

Comments are closed.