Gaya Hidup

Nasi Pecel dan Puing Kenangan Stasiun Tanggung

×

Nasi Pecel dan Puing Kenangan Stasiun Tanggung

Sebarkan artikel ini

SEMARANG, Mediajateng.net – Matinya stasiun pertama di Indonesia memang menyisakan puing-puing kenangan perkeretaapian tanah air. Juga dilema mau dibawa kemana saksi sejarah tersebut.
Sejarah perjalanan kereta api di Indonesia, ungkap Manager Humas Daop IV, Gatut Sutiyatmoko, memang tidak ter‎lepas dari stasiun Tanggungharjo. “Stasiun Tanggungharjo merupakan stasiun pertama yang dibangun NIS. Jalur Tanggungharjo, melayani relasi kawasan Jati yang berakhir di Stasiun Kemijen, Kota Semarang,” ungkap Gatut kepada Mediajateng.net.
Dalam perkembangannya, stasiun yang sempat akan dipindah ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini, ‎pernah beberapa kali menjalani renovasi. Renovasi pertama dilakukan tahun 1984 atau lebih dari satu abat setelah dibangun NIS‎.
Selain itu, stasiun yang dibuka pada 10 Agustus 1867 oleh Gubernur Jenderal LAJW Baron Sloet van Beel, pada tahun 1996 juga mengalami pemugaran. Saat dipugar, stasiun yang sebelumnya memanfaatkan kayu jati dengan tebal hampir 10 centimeter yang dipaku menempel dengan dinding stasiun sebagai ruang tunggu pemberangkatan mulai berubah dengan kursi seng Pemugaran, kembali dilakukan tahun 2000 dan 2006.
Terkait adanya keinginan warga stasiun dibuat museum, Gatut menjelaskan memang belum ada Wacana membuat museum di stasiun Tanggung, namun bangunan Stasiun Tanggung pun masuk bagian bangunan Heritage. “Oleh sebab itu tidak dilakukan perubahan bentuk stasiun, hanya dilakukan perawatan dan perbaikan yang kondisi rusak,” ungkapnya.
Sedangkan bangunan Rumah Dinas di belakang Stasiun Tanggung Rencananya untuk dipergunakan sebagai rumah Jabatan Kepala Stasiun. Dari pantauan Mediajateng.net, Stasiun Tanggung berada disamping pasar Tanggungharjo. Kondisi stasiun masih utuh hanya sinyal yang berubah dari manual ke elektrik.
Kondisi fisik gudang masih berdiri kokoh kendati tidak digunakan dan tanpa atap. Rumah dinas tepat dibelakang stasiun juga masih tampak kokoh. Namun, tampak kotor dan kosong tanpa penghuni.
Dalam keseharian, stasiun yang ditahun 90-an ramai menjadi tempat naik turunya warga sekitar Kecamatan Tanggungharjo saat ini hanya dimanfaatkan sebagai tempat bermain ketika sore hari oleh anak-anak sekitar.
Namun begitu, beberapa pedagang yang sempat mengenyam kejayaan stasiun Tanggungharjo, hingga saat ini masih tetap berjualan nasi pecel. (MJ-047)