oleh
Didik Teguh Santosa, S.Pd Guru IPA SMP Negeri 1 Limpung
Seorang guru yang baik, harus memiliki standar kompetensi pedagogik yang salah satu aspeknya adalah menguasai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan oleh Guru Pintar di kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing). Pengertian pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran di mana siswa langsung memerankan suatu masalah yang memfokuskan pada masalah-masalah tentang hubungan manusia. Siswa diberikan kesempatan untuk menggambarkan atau mengekspresikan suatu tokoh yang diperankan dan siswa-siswa lainnya mendapat tugas untuk mengamati tentang jalannya drama. Pada bagian tertentu misalnya di bagian tengah, guru dapat menghentikan drama dan memberi kesempatan pada siswa-siswa untuk mengeluarkan pendapat serta kritik mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajarimedia adalah segala
Seorang guru yang baik, harus memiliki standar kompetensi pedagogik yang salah satu aspeknya adalah menguasai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan oleh Guru Pintar di kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing). Pengertian pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran di mana siswa langsung memerankan suatu masalah yang memfokuskan pada masalah-masalah tentang hubungan manusia. Siswa diberikan kesempatan untuk menggambarkan atau mengekspresikan suatu tokoh yang diperankan dan siswa-siswa lainnya mendapat tugas untuk mengamati tentang jalannya drama. Pada bagian tertentu misalnya di bagian tengah, guru dapat menghentikan drama dan memberi kesempatan pada siswa-siswa untuk mengeluarkan pendapat serta kritik mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
Keunggulan model pembelajaran role playing, antara lain:
- Siswa dapat melatih diri untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
- Siswa menjadi terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
- Bakat yang ada dalam diri siswa dalam bidang bermain peran dapat dipupuk sehingga memungkinkan berkembangnya seni drama dari sekolah.
- Melatih kerja sama antar pemeran drama sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
- Siswa memiliki kebiasaan untuk menerima dan berbagi tanggung jawab dengan sesamanya.
- Bahasa lisan siswa dapat dibina atau dilatih menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran role playing antara lain:
- Tidak semua siswa dapat terlibat dan memiliki pengalaman bermain drama sehingga dikhawatirkan mereka menjadi kurang kreatif.
- Membutuhkan waktu yang panjang baik untuk persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pelaksanaan pertunjukan. Padahal waktu pembelajaran sangat terbatas.
- Memerlukan tempat yang cukup luas dan memadai. Sedangkan ukuran ruangan kelas relatif kecil sehingga menjadi kurang leluasa dan kurang bebas.
- Kelas lain bisa saja terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang bertepuk tangan atau berteriak memberikan dukungan, apresiasi, dan sebagainya.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Role Playing:
- Persiapan atau pemanasan
Teknik role playing diawali dengan persiapan dimana Guru Pintar memperkenalkan siswa pada permasalahan atau sebuah kasus yang berhubungan dengan materi yang tengah dipelajari. Permasalahan atau kasus yang disuguhkan bisa muncul dari imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Misalnya Guru Pintar menyediakan sebuah cerita untuk dibaca di depan kelas. Pada saat teks atau bacaan menunjukkan dilema atau masalah, Guru Pintar dapat berhenti dan melakukan diskusi mengenai masalah dalam cerita tersebut sehingga semua siswa dapat menangkap masalah dengan jelas. Kemudian Guru Pintar dapat melontarkan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang membuat siswa berpikir tentang hal tersebut.
- Memilih pemain/pemeran drama
Untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pemain atau pemeran dalam drama, siswa dan guru dapat melakukan musyawarah. Guru Pintar dapat memilih siswa yang sesuai untuk memainkan peran yang dibutuhkan. Beri kesempatan pada siswa yang berminat untuk mengajukan dirinya sendiri. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri.
- Mendekorasi panggung (ruang kelas)
Setelah semua pemain terpilih, Guru Pintar dapat melibatkan siswa lain dalam kegiatan mendekorasi kelas menjadi panggung pertunjukan. Hal ini sangat berguna untuk mengajarkan Kerjasama kepada para siswa.
- Menunjuk siswa menjadi pengamat (observer)
Selain pemeran, Guru Pintar juga harus menunjuk siswa sebagai pengamat.
- Memainkan peran
Permainan peran atau role playing dilaksanakan secara spontanitas. Mungkin pada awalnya banyak siswa akan mengalami kebingungan dalam memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Tidak menutup kemungkinan juga ada yang memainkan peran yang bukan perannya. Nah, di sinilah peran Guru Pintar dibutuhkan. Guru Pintar dapat menghentikan drama dan mengarahkan jalannya pertunjukan.
- Diskusi dan evaluasi
Ketika ada hal yang menyimpang kemudian Guru Pintar menghentikan drama, ajaklah siswa untuk duduk Bersama dan mendiskusikan permainan tadi. Kemudian ajal mereka untuk melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Beri kesempatan kepada siswa untuk memberikan usulan perbaikan seperti berganti peran atau mengubah alur ceritanya.
- Bermain peran ulang
Berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi, siswa dapat melakukan kegiatan bermain peran kembali. Kegiatan ini biasanya berjalan dengan lebih baik dari sebelumnya karena siswa sudah memiliki gambaran yang lebih jelas. Siswa yang mendapatkan peran juga dapat memainkan perannya lebih sesuai dengan skenario.
- Diskusi dan evaluasi
Pada kegiatan diskusi dan evaluasi yang kedua ini, Guru Pintar dapat mengarahkan pada realita kehidupan nyata. Ajak siswa membandingkan bagaimana hal-hal yang terjadi dalam alur cerita yang diperankan teman-temannya terjadi di dunia nyata. Berikan siswa kesempatan untuk menyimpulkan berdasarkan perbandingan antara realita yang ada dengan kehidupan nyata.
- Berbagi pengalaman dan Menyimpulkan.
Setelah siswa dapat melakukan perbandingan antara cerita dan realita, kini saatnya Guru Pintar mengajak siswa untuk berbagi pengalaman mereka yang berkaitan dengan tema role play yang telah dilakukan. Setelah itu siswa akan membuat kesimpulan. Contohnya adalah siswa akan berbagi pengalaman tentang bagaimana siswa mengalami kegagalan dalan ujian. Kemudian Guru Pintar mengajak siswa membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut, apa yang yang harus dilakukan supaya hal tersebut tidak terjadi, dan lain sebagainya. (*)