SEMARANG – Pembelajaran mengasuh anak memang diperlukan bagi calon orangtua. Namun ada hal penting yang harus terlebih dahulu disiapkan, psikologis menjadi orangtua.
Menimbang hal tersebut, meski menikah diusia muda merupakan keputusan setiap individu, namun pasca menikah, banyak pasangan muda yang kebingungan dalam merawat buah hati terutama saat berusia bayi. Hal itu terjadi karena aspek psikologis belum siap untuk memiliki anak.
Pakar Keperawatan Maternitas Ns. Rita Dewi, M.Kep. Sp.Kep.Mat, mengatakan bahwa menikah muda secara kehidupan memang sebuah pilihan. Namun memiliki efek negatif yakni perawatan kepada buah hati yang belum dipahami pasangan usia muda. “Kerena menikah terlalu muda, bisa jadi mereka belum siap memiliki anak, sehingga mempengaruhi perawatan terhadap bayi,” katanya usai acara Parenting Class, di RSIA Kusuma Pradja Semarang.
Bayi yang baru lahir, kata dia, membutuhkan perawatan yang cukup ribet atau khusus yang harus dipahami orang tua. Beberapa faktor yang harus dipahami untuk merawat bayi adalah ketengan dan kehangatan. Segi pakaian misalnya, cara memandikan, perawatan tali pusar, hingga pemberian susu yang bisa menjadi kendala tersendiri bagi pasangan muda. ” Biasanya yang sering terjadi adalah kesulitan merawat tali pusar dan memandikannya. Orang tua harus sering membersihkan tali pusar bayi dengan air hangat dan kasa steril tanpa harus menunggu bayi dimandikan,” jelasnya.
Dirinya mencontohkan, jika orang tua tahu ketika popok bayi basah, harus melakukan tindakan yang cepat yakni membersihkan tali pusar dengan air hangat. Jika tidak dikhawatirkan tali pusar akan infeksi dan tidak ceper kering. ” Jika dilakukan dengan baik dan benar, biasanya cepat kering atau puput pada hari ke 5 atau ke 7 setelah kelahiran,” tuturnya Rita yang juga Kepala Bidang Keperawatan RSIA Kusuma Pradja.
Terpisah, Direktur RSIA Kusuma Pradja, dr Makmur Santosa, MARS, menambahkan jika acara paranting class adalah sebuah acara bulanan yang menyasar kader posyandu dan PKK serta kalangan ibu muda seputar kesehatan ibu dan anak-anak. “Kami ingin memberikan pemahaman kepada masayarakat, temanya setiap minggu bervariasi seputar ibu dan anak,” tambahnya. (MJ-069)