Gaya Hidup

Mengenang Sandiwara Radio Legendaris Tahun 80an

×

Mengenang Sandiwara Radio Legendaris Tahun 80an

Sebarkan artikel ini

SEMARANG,Mediajateng.netTriiinillll balekno gembungku….!! Bagi warga Semarang yang besar di era 80-90an siapa yang tak mengenal rintihan khas mbok suminten dari sandiwara radio yg booming di tahun 1985. Suara rintihan mbok Suminten yang diceritakan tewas dimutilasi anak perempuanya yang bernama trinil ini menjadi booming pada jamanya bahkan bisa disetarakan dengan suara tawa khas Mak Lampir atau Nini Pelet.

Sandiwara dengan setting era penjajahan Belanda ini mampu menghipnotis pendengarnya dari berbagai kalangan termasuk anak-anak. Bahkan nama trinil ini begitu ampuh bagi orang tua untuk menakuti anak-anaknya yang nakal. Sandiwara Radio yang dimainkan oleh sebuah sanggar dari kota yogyakarta ini juga berhasil menaikan rating sebuah stasion radio dan iklan produk obat yang menjadi sponsor utama.

Cerita yang dikemas sederhana ini memunculkan tokoh sentral diantaranya Trinil, Mbok Suminten dan Bagus Sujiwo. Trinil yang merasa cemburu terhadap Simboknya tega memutilasi simboknya dengan cara digorok hingga mengakibatkan kepala terpisah oleh badan.

Saat memutilasi mbok Suminten,Trinil gelap mata karena beranggapan simboknya menjadi penghalang untuk bersanding dengan bagus sujiwo, seorang pemuda ganteng yang baru tiba di desa.

Lepas dari cerita sandiwara radionya, kondisi psikologis pendengar saat itu benar benar seperti diteror. Betapa tidak, setiap pemutaran trinil sekitar pukul 22.00 hampir sebagian besar kampung yang ada di semarang sepi. Mereka lebih memilih mendengarkan trinil di dalam rumah secara beramai ramai. Kalaupun ada yang di luar rumah mereka memilih mendengarkan secara bergerombol saling berdekatan terkadang saling berpegangan ketika suara angin,lolongan anjing yang dibarengi suara rintihan dan tertawa panjang yang menandai sandiwara radio itu dimulai-BERSAMBUNG(MJ-303)