Koramil 13 Semarang Selatan Terapkan Strategi Perang Terhadap Covid-19

Koramil 13 Semarang Selatan Terapkan Strategi Perang Terhadap Covid-19

Semarang, mediajateng.net –  Penanganan Covid-19 di Kota Semarang, khususnya wilayah kecamatan Semarang Selatan terlihat masiv dan berhasil menurunkan angka keterjangkitan berkat kolaborasi antara Pemerintah dengan TNI AD, Kodim 0733 BS Semarang.

Melalui Koramil 13 Semarang Selatan dibawah pimpinan Mayor Inf Rahmatullah AR SE MM tak henti-hentinya berinovasi untuk menguatkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Zonasi yang diatur dalam Peraturan Walikota Semarang No.6 Tahun 2021. Dari upaya penegakan Protokol Kesehatan di tengah masyarakat hingga penanganan terhadap warga yang terjangkit Covid-19.

Danramil mampu mengkolaborasikan ilmu perang dalam penanganan Covid-19. Mulai dari penggalangan hingga penyekatan digunakan semu untuk ‘menyerbu’ dan menumpas ‘musuh’ bernama Covid-19. Ilmu penggalangan digunakan untuk mewujudkan gerak bersama warga dalam menanggulangi Covid-19. Para Bintara Pembina Desa (Babinsa) diterjunkan didukung Bhabinkamtibmas Polsek Semarang Selatan serta aparat Kecamatan dan Kelurahan. Mereka tak henti-hentinya siang dan malam terjun di tengah masyarakat mengedukasi akan hal-hal berkaitan dengan Covid-19, dari memotivasi warga dalam upaya penyelamatan, memberi pemahaman bahayanya Covid 19 hingga penanganan bila teridap Covid19.
Di tengah sulitnya membangun kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, segala cara ditempuh misalnya dengan menyediakan masker yang berkualitas dan berdesign menarik agar masyarakat merasa senang, bangga dan modis mengenakan masker. Masker berbahan batik menjadi pilihan Koramil 13 untuk cindera mata warga binaannya. Dan benar, masker-masker tersebut justru sering digunakan, tidak pakai buang.
Tindakan lain dilakukan, yakni dengan membuat rambu penanda Zonasi Covid 19. Ada empat rambu warna dibuat, Merah, Orange, Kuning dan Hijau. “Papan rambu warna Zona Covid kami buat untuk menandai wilayah yang di situ ada warga yang terindikasi Covid 19. Dari hijau yang berarti tidak ada penderita, sampai Merah yang terindikasi ada 20 orang lebih pengidap Covid 19.

Harapannya dengan penandaan tersebut, warga jadi tahu di mana tempat yang terdapat banyak pengidap Covid 19 sehingga bisa menghindarinya,” ungkap Mayor Inf Rahmatullah AR SE MM. Langkah lain yang dilakukan, di setiap kelurahan dioptimalkan titik-titik penyangga logistik, misalnya ada warung-warung siaga atau warga yang memproduksi kebutuhan pangan. “Keberadaan warung siaga penyangga pangan ini bisa untuk memenuhi kebutuhan bila mana ada kampung yang di-lock down karena terdapat banyak warganya yang Covid-19. Kita tak perlu lagi mendatangkan orang dari luar atau belanja di luar wilayah karena untuk menghindari resiko penularan,” ungkapnya. Langkah-langkah yang dilakukan ini menurut Rahmatulah sebagaimana aplikasi ilmu yang diajarkan dalam latihan pertempuran. “Karena kami sudah menguasai teorinya, maka lebih mudah mengaplikasikannya. Warga masyarakat sudah bisa kita ajak komunikasi dan mendukung langkah-langkah memutus matarantai Covid 19. Penyiapan daerah-daerah rawan bagi keselamatan warga juga sudah kami petakan dan tandai. Kantong-kantong logistik juga sudah kami siapkan, termasuk pula tempat dan cara penanganan juga sudah terkondisikan dengan baik di Puskesmas yang ditunjuk,” ungkap Rahmatullah.

Lurah Peterongan Semarang Selatan Maria Sri Hastuti SE mengungkapkan bahwa selama penanganan PPKM Mikro Zonasi wilayahnya berlangsung sangat kondusif, bahkan angka keterjangkitan dari hari ke hari berangsur-angsur turun. “Kini jumlahnya tinggal satu orang dan kondisinya semakin membaik setelah karantina mandiri. Oleh karena itu kami masih memberlakukan status kuning untuk kampung yang terdapat satu pengidap Covid 19. Tujuannya agar warga tetap waspada,” papar Maria Sri Hastuti. (Pen733)