Jumlah Kasus Menurun, Tapi Angka Kematian Penderita DBD Naik

SEMARANG, Mediajateng.net – Angka kematian pada kasus demam berdarah dengeu (DBD) di Kota Semarang tahun ini diprediksi meningkat. Dari Januari sampai periode Mei 2016 ini saja, tercatat 18 penderita DBD tidak dapat tertolong.
Dibanding tahun lalu, angka kematian pada kasus yang sama tercatat 21 korban dalam periode Januari sampai Desember. Beberapa faktor pemicu tidak tertolongnya pasien DBD diantaranya keterlambatan membawa ke rumah sakit. Gejala awal seperti demam lebih dari tiga hari sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit.
Hal ini untuk menegakan diagnosis dan mengurangi risiko terlambat penanganan. Risiko pendarahan yang memicu kematian dapat diminimalisasi. “Gejalanya mirip dengan penyakit lain membuat masyarakat kadang enggan memeriksakan diri,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Semarang dr. Mada Gautama.
Meski demikian, angka penderita DBD di Kota Semarang dibanding tahun lalu dengan periode sama justru menurun. Pada periode Januari – April tahun 2015 mencapai 1.152 kasus, sementara tahun 2016 hanya 1.007.
Jumlah pasien yang dirawat pada Januari mencapai 149 orang, meningkat pada bulan Februari 230 orang. Pasien semakin melonjak pada Maret mencapai 389 orang, April 238 orang dan Mei tercatat satu orang.
Mada menyebutkan, puncak jumlah pasien DBD memang sudah lewat yaitu bulan Maret lalu. Kendati begitu, masyarakat diminat tetap waspada dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Meliputi mengubur, menguras dan menimbun media pembuangan air. Nyamuk mudah berkembang biak pada media yang berisi air seperti kaleng bekas, bak mandi, vas bunga dibersihkan rutin. (MJ-069)

Comments are closed.