Jadi Akses Utama Siswa, Jembatan Pulo-Puritan Lapuk

DEMAK, Mediajateng.net – Warga Bakalrejo mengeluhkan lapuknya jembatan penghubung dukuh Pulo dan Puritan. Padahal jembatan tersebut setiap hari menjadi akses utama ratusan pelajar.

Jembatan penghubung di Desa Bakalrejo, Kecamatan Guntur, Demak tersebut, merupakan peninggalan Belanda yang terbuat dari kayu. Selain memang tidak ada tiang penyangga, lantai balok yang terbuat dari kayu tersebut kini telah lapuk dan banyak yang hilang.

Warga pun banyak mengeluhkan bahwa jembatan tersebut sudah tidak layak dilintasi.  ’’Jembatan ini sudah lama rusak, tapi belum ada perbaikan. Kita sudah mengajukan proposal kepada bupati,  tapi tidak digubris sama sekali,” kata Jazus Kolil Ketua BPD Bakalrejo.

“Warga berinisiatif melakukan tambal sulam bagian lantai jembatan agar bisa dilewati,” imbuhnya.

Meski hanya terbuat dari balok kayu, jembatan dengan panjang 80 meter dan lebar 2 meter merupakan akses warga menuju dukuh maupun desa tetangga,  terutama akses menuju sekolah. “Jembatan kayu ini, melintas di atas sungai Tuntang B1. Kalau hujan membahayakan warga,  jika dilewati jembatan bisa goyang dan licin , ” ujarnya.

Selain berbahaya, sambung Jazus, setiap datang banjir luapan sungai B1 jembatan akan tenggelam dan tidak terlihat lagi. “Sudah banyak warga yang jatuh saat melewati jembatan itu, ” ujarnya.

Jasman, penjaga SD Bakalrejo 2, menambahkan, jembatan kayu itu merupakan jalur lewatan anak sekolah dasar, pasalnya tepat di ujung jembatan terletak SD Bakalrejo 2. Hampir setiap hari,  ratusan siswa melewati jembatan itu. “Kalau hujan, sangat berbahaya. Belum lagi jika air sungainya naik.  Mereka masih kecil kecil, kasihan jika terpelet. Kalau banjir,  banyak anak anak yang tidak masuk sekolah,” kata Jasman.

Aril siswa kelas 4 SD Bakalrejo 2, mengatakan bahwa setiap berangkat ke sekolah dia melewati jembatan kayu itu.  Meski takut, dia bersama teman temannya nekat memberanikan diri melewati jembatan yang merupakan akses utama menuju sekolah. “Kalau lewat jembatan itu, takut om. Apalagi musim hujan seperti ini,  jembatannya licin.  Pernah ada teman saya  terpeleset dan kakinya masuk lubang jembatan dan hampir tercebur ke sungai, untung banyak teman yang menolong ,” kata Aril. (MJ-045)

Comments are closed.