Ini Enam Prodi Baru Udinus

SEMARANG, Mediajateng.net – Menjawab tantangan industri di era MEA, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) pada tahun 2016 ini membuka enam Program Studi (Prodi) baru yang terdiri dari tiga prodi sarjana dan tiga prodi sarjana terapan.
Dua diantara keenam prodi tersebut, yakni Kesehatan Lingkungan (S-1) dan Teknik Biomedis (S-1) telah diresmikan dan diperkenalkan pada masyarakat pada Senin (16/5). Peresmian kedua prodi yang bernaung di bawah Fakultas Kesehatan dan Fakultas Teknik tersebut dikemas dalam acara “Talkshow dan Launching Program Studi Kesehatan Lingkungan dan Teknik Biomedis untuk Menghadapi Persaingan Global (MEA)”, yang dilaksanakan di Ballroom Poncowati, Patra Jasa Convention Hotel, Semarang.
Empat narasumber dihadirkan, diantaranya adalah Dr. Sony Prijaya Warauw, S.Km., M.Kes. (Kasubdit Pengamanan Limbah dan Radiasi, Direktorat Kesling, Ditjen Kesmas Kementerian Kesehatan RI), Drs. Bambang Wispriyono, A.pt., Ph.D. (Ketua EHSA, Enviromental Health Specialist Association Indonesia), Prof. Dr. Ir. Soegijardjo Soegijoko (Pakar Teknik Biomedis ITB), dan dr. Jemmy Hartanto, MPH. (CEO ONEMED Group).
Selain itu, beberapa instansi mulai dari pemerintah, sekolah, dan pihak swasta juga turut menghadiri acara tersebut. Hadir pula Dr. Hector Sanchez Lopez yang merupakan Managing Director, Nanjing Chichen Medical Technology, China. Rektor Udinus, Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., dalam sambutannya menuturkan bahwa Udinus memiliki tekad untuk memenuhi kebutuhan industri dengan berani membuka kedua prodi tersebut. “Kami memberanikan diri membuka dua prodi ini karena memang sangat dibutuhkan oleh dunia industri”, tuturnya.
Tantangan ke depan yang dihadapi oleh bidang keilmuan kesehatan lingkungan dan teknik biomedis ini tidaklah mudah. Oleh karena itu, Udinus juga aktif menjalin komunikasi dengan dinas kesehatan dan berbagai pihak yang kompeten di kedua bidang tersebut. Hal ini dilakukan agar keberadaan dua prodi baru ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “kami melakukan konsultasi dengan dinkes dan pihak lain yang kompeten, agar prodi ini bisa bermanfaat untuk masyarakat”, imbuh Edi.
Berdasarkan pengalaman Prof. Dr. Ir. Soegijardjo Soegijoko (Pakar Teknik Biomedis ITB), pada kenyataannya dalam dunia industri bidang ilmu teknik biomedis memerlukan banyak disiplin ilmu. Diantaranya chemical technical, komputer, biologi, hukum, kedokteran, dan kajian dari sisi agama. “prodi ini (teknik biomedis) memang perlu kajian dari multidisiplin ilmu, kadang kita juga perlu masuk ke bidang agama”, ujarnya.
Ia mencontohkan katup jantung manusia yang diganti dengan katup jantung babi yang sudah pasti memerlukan kajian dari sisi agama. “Misalnya penggantian katup jantung dari babi, ini perlu kajian agamanya”, imbuh Prof. Soegijardjo.
Berbicara mengenai peluang kerja dari kedua prodi ini, Drs. Bambang Wispriyono, A.pt., Ph.D. (Ketua EHSA, Enviromental Health Specialist Association Indonesia) berpendapat lulusan dari kesehatan lingkungan dan teknik biomedis memiliki peluang kerja yang sangat luas. Hal ini dikarenakan ke depan dunia industri membutuhkan sumber daya manusia dengan bidang ilmu yang spesifik, seperti kesehatan lingkungan yang merupakan cabang keilmuan dari kesehatan masyarakat. “Peluang kerja tidak akan kehabisan, yang dibutuhkan industri lulusan dengan bidang ilmu spesifik seperti kesehatan lingkungan ini”, paparnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Program Studi Kesehatan Lingkungan, Eni Mahawati SKM, M.Kes. Menurutnya, peluang kerja dari lulusan prodi ini cukup besar. Terlebih saat ini pemerintah mengharuskan setiap puskesmas setidaknya memiliki satu tenaga kesehatan lingkungan. “Untuk lulusan peluangnya cukup terbuka, apalagi sekarang ada aturan setiap puskesmas harus ada sarjana kesling (kesehatan lingkungan)”, ujarnya.
Selain itu, dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Udinus dengan ONEMED, dan Udinus dengan Nanjing Chichen Medical Technology, China. (MJ-058)

Comments are closed.