Semarang

#IkiLhoSemarang, Kasmo dan Kandang Kebo (1)

×

#IkiLhoSemarang, Kasmo dan Kandang Kebo (1)

Sebarkan artikel ini

Bagi yang berkecimpung di dunia abu-abu Kota Semarang sekira tahun 1980-an, pasti pernah mendengar nama KASMO atau KANDANG KEBO. Sebuah bantaran Sungai Kanal Banjir Timur yang saat itu masuk Kelurahan Muktiharjo, tentu nama Kasmo dan Kandang Kebo sudah tidak asing di telinga. Di kawasan yang panjangnya hampir satu kilometer berjejer kurang lebih 50 hingga 70 gubuk liar yang di dalamnya terdapat aktifitas tak lazim.
Perempuan menor, bau alkohol dan iringan musik dangdut lawas mengalun tanpa mengenal batas waktu. Apalagi saat senja merangkak malam, suara genit wanita di dalam gubuk liar menambah suasana kian erotis. Sebuah Lokalisasi liar yang menjadi alternatif bagi pemburu syahwat selain Sunan Kuning (SK) dan Gambilangu (GBL).
Menurut penuturan Giyono mantan lurah Mukltiharjo Tahun 1993, saat dirinya menjabat, lokalisasi Kasmo atau kandang kebo sudah tidak ada. “saya menjabat lurah di Muktiharjo, tempat ini sudah bersih, hanya ada bekasnya saja, sudah berubah menjadi PKL,” kenangnya.
Tapi soal cerita Kasmo, Giyono punya banyak cerita, maklum selain menjabat Lurah dirinya merupakan seorang Polisi Aktif, dari satuan Resese, saat itu masih bernama Poltabes Semarang. Pada eranya banyak Polisi/TNI aktif merangkap jabatan di Pemerintahan. Giyono sendiri kepada mediajateng.net mengaku sangat beruntung bisa menjadi saksi betapa Kasmo menjadi magnet tersendiri bagi berbagai kalangan. (MJ-303) bersambung ….