Semarang,Mediajateng.net-Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan perbukitan untuk mewaspadai tanah longsor seiring tingginya curah hujan.
“Hari-hari ini, Semarang, sama dengan daerah-daerah lainnya (diguyur, red.) hujan terus-menerus. Apalagi Semarang memiliki kontur dataran rendah dan perbukitan,” katanya di Semarang, Senin(03/10/2016).
Hal itu diungkapkannya usai rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Semarang.
Dengan tingginya curah hujan, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan harus terus mewaspadai terjadinya bencana tanah longsor.
“Kami imbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan untuk mewaspadai lingkungan sekitar yang mereka tinggali. Kalau ada talud, dicek. Bangunan yang tinggi, harus dicek,” katanya.
Ia mengatakan sudah memerintahkan jajaran di bawahnya hingga tingkat kelurahan untuk menerbitkan surat edaran (SE) kepada RT dan RW, terutama yang tinggal di kawasan perbukitan.
“Sudah kami lakukan ‘mapping’, mana wilayah-wilayah yang rawan longsor. Kami sampaikan SE melalui kelurahan kepada RT dan RW untuk menyampaikan antisipasi tanah longsor ini,” katanya.
Apabila ada tanah, talud, atau bangunan yang rawan longsor, kata dia, masyarakat harus segera melaporkan kepada Pemkot Semarang yang akan menerjunkan tim untuk melakukan penanganan.
“Kami perlu bantuan masyarakat. Segera laporkan. Ini merupakan sebuah sikap kewaspadaan terhadap cuaca buruk yang berpotensi menyebabkan tanah longsor, dan sebagainya,” katanya.
Sebagaimana diwartakan, sebuah rumah di Perumahan Bukit Sari, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/10) malam, tertimbun talud yang longsor akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang malam.
Dua penghuni rumah di Jalan Bukit Bromo Nomor 26, Semarang yang terjebak talud longsor, yakni Jesica (19) dan Jensen (9) ditemukan Tim SAR pada Senin (3/10) dini hari, dalam kondisi meninggal dunia(MJ.110)