Jawa Tengah

Harkitnas, Pak Gub Upacara dan Gotong Royong Bangun Tanggul di Kawasan Rob

×

Harkitnas, Pak Gub Upacara dan Gotong Royong Bangun Tanggul di Kawasan Rob

Sebarkan artikel ini

BANYUMAS, Mediajateng.net – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) merupakan momentum untuk bangkit bersama-sama antara pemerintah dan rakyat. Pemerintah serius membangun dan melayani masyarakat dan rakyat harus aktif terlibat.
Itulah inti dari makna kebangkitan nasional, menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Untuk mendorong keterlibatan rakyat dalam pembangunan, Ganjar menggelar upacara Harkitnas‎ ke 108 tahun 2016 tingkat Provinsi Jawa Tengah di kawasan yang terkena rob di Kota Semarang, Jumat (20/5). Seusai upacara, Ganjar mengajak warga bergotong royong membuat tanggul pasir untuk menanggulangi rob. “Rakyat harus terlibat, tidak cukup hanya main Twitter dan facebook marah-marah karena mobilnya kena rob. Turun dong, ayo berbuat dan terlibat, besok kita upacara Harkitnas di Kaligawe, saya hilangkan formalitas, sudah itu gotong royong bareng-bareng,” katanya, di sela-sela peresmian Gedung Instalasai Thalasemia, RSUD Banyumas, Kamis (19/5).
‎Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan, Harkitnas tahun ini perlu dimaknai bahwa revolusi mental harus dilakukan di semua elemen, baik birokrasi pemerintahan dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam berbagai hal harus dibangkitkan.
Harkitnas mesti dimaknai untuk bersama-sama bangkit. Tidak perlu lagi hanya sekadar mengeluh, namun harus mulai berbuat. “Kebangkitan mesti diartikan mari hentikan mengeluh, mari kita berbuat, terlibat,” tandasnya.
Dari aspek pemerintahan, kebangkitan harus diwujudkan dengan reformasi birokrasi. Pejabat hari ini harus menghapus cara-cara masa lalu. Hanya dengan paradigma baru, pejabat bisa lepas dari kata korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kini pejabat harus identik dengan kata bersih, transparan, dan melayani.
Harkitnas juga harus dimaknai dengan perpindahan dari pelayanan yang dahulu bersifat tertutup, diubah lebih transparan. Pelayanan juga harus diubah dari pola hanya menunggu menjadi menjemput. “Hijrah, move on dari dulu peteng-petengan (gelap) tidak jelas, harus transparan. Yang dulu nunggu sekarang jemput bola. Mari kita bangkit beneran,” katanya.
“Masyarakat harus menerima nikmatnya kemudahan. Ngurus KTP tidak bayar, ke rumah sakit tidak repot, transportasi masal tersedia dengan baik, anggaran tidak dicolong tidak dikorup, itulah bangkit dalam arti sebenarnya,” jelas Ganjar.
Pemerintahan bersih, lanjut Ganjar, akan meningkatkan pembangunan di segala bidang karena uang rakyat digunakan secara tepat dan‎ maksimal. Hanya dengan cara itu lah, Indonesia bisa bersaing dengan Negara maju. “Kalau masih seperti sekarang bagaimana mau bersaing. Negara lain sudah bersaing tegnologi, kita masih uplek-uplek urusan izin yang bertele-tele. Mari kita reformasi,” tegasnya.
Sementara kebangkitan Nasional dari sisi masyarakat, seperti yang Ganjar ungkapkan di awal ialah keterlibatan aktif masyarakat dalam pembangunan. Tidak hanya dalam mendukung program pemerintah, juga dalam usaha-usaha meningkatkan taraf hidup.
Caranya dengan menggali potensi, keterampilan, dan kreatifitas untuk menciptakan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. “Para mahasiswa, sarjana, jangan bercita-cita menjadi karyawan atau PNS. Cita-citalah jadi pengusaha ciptakan produk, ciptakan lapangan kerja. Kita bangkitkan ekonomi mandiri dan berdikari,” tandas Ganjar. (MJ-007)