Media Jateng, Surakarta – Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret (UNS), mengadakan Focus Group Discussion (FGD), 11 Juli 2024.
FGD Seni rupa dan desain UNS, yang dilaksanakan tim Riset Grup Pengkajian Seni, juga menghadirkan stakeholders, pemerintah, kelompok yang berpengalaman dalam bidang ekspor, dan UMKM.
“Diskusi yang diadakan Tim Riset Grup Pengkajian Seni merupakan serangkaian kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ungkap.
Baca juga:
Diskusi mengambil judul “Revitalisasi dan Diversifikasi Batik Girilayu dalam Upaya Penguatan Produk Hirilisasi Unggulan”.
Dalam sambutanya, Dr. Setyo Budi, M.Sn, perwakilan Tim Riset Grup Pengkajian Seni, Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS. Dr. Desy Nurcahyanti, S.Sn., M.Hum mengungkapkan diskusi yang diadakan luring di Ruang Arjuna, De’LIMA Resto merupakan wujud kepedulian Perguruan Tinggi terhadap masyarakat yang dikemas dalam skema penelitian dan pengabdian.
Kegiatan tersebut memberikan dukungan penuh realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Diskusi ini merupakan serangkaian dari kegiatan kami (tim) untuk menemukan model atau formula yang mampu memperkuat hirilisasi produk budaya berupa batik dari Girilayu,” ungkap dari ketua pelaksana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Terkait FGD, Martadi, S.Sos., M.M. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Karanganyar menyambut positif kegiatan yang diharapkan mampu mendukung peningkatan usaha pelaku usaha di Karanganyar.
“Pemerintah mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan pemajuan UMKM lokal, khususnya di daerah Karanganyar,” ungkapnya.
Kadinas Perindustrian dan perdagangan menambahkan, peran serta kampus sangat diperlukan guna mendukung pelaku usaha di Kabupaten Karanganyar.
“Kegiatan FGD seperti ini mampu mendukung proses pemajuan UMKM yang ada di Kabupaten Karanganyar, seperti produksi kelompok Batik Giriarum, harapannya agar Batik dari Girilayu mampu diekspor hingga ke luar negeri,” imbuhnya.
Melalui FGD, maka akan didapat penyesuaian perencanaan serta perancangan target pasar yang sesuai dengan kualitas produk.
“Kami akan siap memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM,” ungkapnya.
Peserta terdiri dari pelaku UMKM Batik Giriarum Desa Girilayu, Tim KKN UNS Kelompok 72 dan 73 untuk wilayah Desa Girilayu, serta MBKM yang bertugas di Girilayu, serta seluruh anggota Riset Grup Pengkajian Seni.
Hadir juga, perwakilan Shopee Indonesia yaitu Dias Bahary, S.P. memberikan materi terkait cara ekspor produk UMKM, yang sesuai dengan standar global.
Penyampaian materi tentang UMKM Go Internasional juga diperkuat melalui diskusi dengan Anton Wibowo selaku pemilik dari WOU Group. Pengalaman dalam bidang pengiriman produk lokal ke luar negeri menjadi topik utama dalam pembahasan diskusi.
Proses diskusi menjadi bagian untuk merespon tantangan serta hambatan yang dialami oleh perajin batik di Girilayu. Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan kelompok lainnya yang menjadi stakeholders untuk mendukung rumusan solusi permasalahan para Perajin Batik Girilayu. Kerjasama antar kelompok adalah upaya melengkapi setiap informasi, sehingga proses revitalisasi dan diversifikasi produk Batik Girilayu mampu ditentukan. Harapan besar bahwa konsep tersebut mampu menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM di Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya, untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produk unggulannya masing-masing. (Wahyu/mediajateng)