Diawali Doa, Perang Nasi Tumpah di Desa Milir Grobogan

GROBOGAN, Mediajateng.net – Ribuan warga desa Milir, Gubug Kabupaten Grobogan mengarak enam gunungan sebagai wujud syukur atas melimpahnya musim panen 2016, Sabtu (27/8/2016).
Tidak saja gunungan berisi sayur mayur dan buah-buahan yang diarak lebih dari 10 kilometer, namun gunungan padi lengkap dengan enam tumpengan nasi dan beras ketan juga diarak keliling desa sebagai perlambang kesuburan tanah yang mendapat aliran air melimpah dari pintu air Sungai Tuntang. Kemeriahan nampak dalam momen selamatan desa yang digelar pada bulan Apit atau bulan di antara Syawal dan Dzulhijjah (Besar).
Usai pemanjatan doa dan makan bersama, warga nampak berduyun mendekati nasi dan melakukan perang nasi. “Warga percaya, jika mendapatkan sisa nasi dari perang nasi, maka saat ditabur ke sawah akan memberi rejeki lebih banyak dan panenan lebih baik,” ungkap Bambang, sekdes Desa Mlilir, saat ditemui disela perang nasi.
Nasi sisa perang nasi, sayur mayur yang sudah mendapat doa dari pemuka agama desa setempat jika dibawa pulang akan bisa membawa kesehatan dan berkah. “Selain itu, untuk padi yang diarak, ketika dibawa pulang dan ditanam akan mampu menjadi benih yang akan menjadi tanaman yang subur dan akhirnya bisa panen yang lebih baik,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Sugeng Riyadi, Kades Mlilir. Dengan kegiatan mertidesa atau apitan diharapkan akan memberi berkah lebih bagi warga dan masyarakat desa di kehidupan yang masa datang. “Tumpeng pada perang nasi dan gunungan yang dibawa dalam kegiatan merti desa merupakan hasil dari kreasi enam RW yang ada di Desa Mlilir. Selain arak-arakan, perang nasi juga di gelar wayangan sebagai hiburan yang digelar secara turun temurun setiap tahunnya,” imbuh Kades yang masih berusia muda tersebut.
Selama proses arak-arakan, kades dan perangkat desa mengenakan pakaian tradisional Jawa lengkap dengan pusaka sebagai senjata yang dikenakan para petinggi di jalan dahulu. Pamong yang mengenakan pakaian serba hitam, berjalan di belakang Kades yang saat itu naik kuda selama prosesi keliling desa. (MJ-070)

Comments are closed.