Buya Syafii : Hentikan Tudingan Jokowi Tidak Pro Islam, Ini Faktanya

YOGYAKARTA, Mediajateng.net  – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif meminta agar pihak-pihak yang menuduh Presiden Joko Widodo tidak memerhatikan umat Islam, dihentikan. Pasalnya, fakta yang terjadi justru sebaliknya. Menurutnya, kebijakan Presiden Jokowi banyak berpihak kepada umat Islam, khususnya Muhammadiyah.

“Beberapa waktu lalu, Presiden menyerahkan enam SK bagi Sekolah Tinggi Muhammadiyah di Lamongan. Kemudian akan berkunjung ke Universitas Aisyiyah. Jadi kalau ada yang bilang Presiden tidak perhatian kepada Islam, hentikanlah,” tutur tokoh yang akrab dipanggil Buya Syafi’i itu, di acara milad satu abad Madrasah Mu’allimin Mu’allimaat Yogyakarta, Kamis (6/12).

Lulusan Madrasah Muallimin pada 1956 itu menyatakan, kehadiran Jokowi dalam Peringatan Milad Satu Abad di Mualimin Mualimat Muhammadiah dianggap sebagai hal yang spesial. Sebab, Jokowi merupakan Presiden pertama yang mengunjungi sekolah tersebut.

“Kehadiran Presiden Jokowi menunjukkan beliau dekat dengan Islam,” ujarnya.

Tak hanya itu, keberpihakan Jokowi juga ditunjukkan dengan membantu pembangunan perluasan Madrasah Mu’allimin Mu’allimaat Yogyakarta di Jalan Wates, Yogyakarta.

“Kampus (disini) gak bisa menampung lagi siswa, sehingga Mu’allimin akan membuka kampus baru untuk pengembangan. Ibu Menteri BUMN sudah mengundang para direktur utama. Ada BNI, BRI, PLN. Mereka akan patungan dan akan dimulai Januari nanti,” bebernya.

Buya Syafii menegaskan, Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan juga kesehatan. Sudah banyak sekolah yang didirikan untuk mencerdaskan umat dan anak bangsa. Maka, tidak ada salahnya jika negara membantu Muhammadiyah.

“Membantu Muhammadiyah berarti, pemerintah membantu negara sendiri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” terangnya.

Sementara itu, tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat, Maman Imanulhaq menyebut, dalam kepemimpinannya, Jokowi selalu memegang tuguh nilai-nilai pesantren, baik saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, maupun saat menjadi Presiden RI.

“Jokowi merupakan sosok taat beragama, rajin salat bahkan jadi Imam berjamaah. Selain itu, Jokowi juga puasa Senin-Kamis, tirakat, ziarah kubur, menghadiri Maulid dan Haul,” tutur Maman di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (6/12).

Semua itu, kata dia, merupakan amaliah khas pesantren yang dilakukan mayoritas umat Islam di Indonesia. Selain itu, Maman menegaskan kembali komitmen Jokowi dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam. Terutama kaum santri dan pesantren. Ini terlihat dengan penetapan Hari Santri Nasional, mendirikan 40 bank wakaf mikro, serta mendorong kerja sama ormas Islam dengan perusahaan besar.

“Jangan pernah meragukan komitmen keislaman Jokowi. Apalagi bersama Cawapres KH Ma’ruf Amin.  Pasangan nomor urut 1 ini akan terus memperjuangkan nilai Islam sebagai spirit transformasi dan perdamaian di semua bidang terutama pendidikan, dakwah, ekonomi dan kesehatan,” imbuhnya. (ot/mj)