SEMARANG, Mediajateng.net – Rencana operasionalisasi BRT Trans Semarang akan segers diselenggarakan. Namun dirasa penyelengaraan transportasi massal tersebut akan mengurangi kesejahteraan awak dan pengusaha angkot yang ada.
Djoko Setijowarno, pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata mengungkapkan, Pemerintah Kota Semarang jangan hanya memprioritaskan peningkatan infestor, namun juga diharapkan mampu membangun kesejahteraan Organda.
Djoko juga berharap, pengembangan koridor 5 dan 6 hendaknya diberikan pada pengusaha angkutan umum yang sudah beroperasi di rute yang sama.
“Organda Semarang harus dilibatkan. Jangan seperti Koridor 1 dan 2 tidak melibatkan Organda, apalagi pengusaha angkot pada jalur yang sama,” tegas Pakar Transportasi Unika Soegijapranata, Joko Stidjowarno, dalam rilisnya ke Mediajateng.net.
Joko menambahkan, saat ini ada tanda tanda kalo koridor 5 & 6 akan dioperasikan pengusaha angkutan umum baru. Dan tidak melibatkan Organda Semarang. “Artinya, pengusaha dan awak angkot di rute yang sama akan ditinggalkan. Dan lama kelamaan usahanya akan gulung tikar,” Joko, mengeluarkan kekhawatirannya.
Organda Semarang harus pro aktif menanyakan ke Pemkot. Semarang sejauhmana mereka dilibatkan. “Hal ini harus dihindari, jika Pemkot. Masih berniat mensejahterakan warganya. Karena awal angkot termasuk warga yang harus disejahterakan. Bukan dibinasakan dan hanya dibutuhksn ketika kampanye Pileg dan Pilkada. Setelah terpilih dienyahkan,” sindirnya. (MJ-070)