DEMAK, Mediajateng.net – 90 Santi Pondok pesantren Girikusumo, Desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak mendapatkan pendidikan Bela Negara dan Kedisiplinan selama 2 hari sejak Sabtu (21/5) hingga Minggu (22/5).
Mereka mendapatkan materi wawasan kebangsaan dan cinta tanah air, deteksi dini potensi ancaman, baris berbaris serta teknik pengamanan dari aparat TNI dan Polri yang dilakukan di areal pondok pesantren.
Penutupan pendidikan bela negara ditandai dengan pengguyuran air bunga setaman oleh pembina AKP R Arsadi K. Safrianto, mantan Kapolsek Mranggen yang kini bertugas di Polrestabes Semarang, disertai pengukuhan Satgas Angkatan Muda Girikusumo (AMGI). Selain itu juga dilakukan tradisi pembaretan oleh Perda Sunarto, pembina serta pelatih dari Kodim 0733 BS Semarang.
Menurut AKP R. Arsadi K Safrianto dalam amanat penutupan pendidikan Bela Negara dan pengukuhan Satgas AMGI, para santri merupakan komponen masyarakat pesantren di Girikusumo yang memiliki tugas pokok sebagai ujung tombak pengamanan wilayah. Tugas-tugasnya selain internalnya mengamankan pondok pesantren, eksternarnya juga membantu aparat TNI dan Polri dalam rangka ikut serta menciptakan dan menjaga iklim kondusif di masyarakat. “AMGI sebagai garda terdepan di masyarakat harus mampu memberikan suri tauladan kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum berlaku, sehingga akan mengundang simpatik masyarakat. Perlu saya tekankan bahwa AMGI ini bukan kekuatan yang bisa ditarik-tarik untuk kepentingan partai politik atau tertentu. AMGI adalah satgas Santri yang netral namun berpegang pada komitmen NKRI. Oleh karena itu AMGI harus solid dan tidak terpecah-pecah”, ungkapnya dalam upacara pengukuhan.
Sementara pembina dan pelatih dari TNI AD, Pelda Sunarto dari Kodim 0733 BS Semarang memandang keberadaan Satgas AMGI di wilayah pesantren mengemban tugas dan fungsi yang sangat luas. “Mereka yang sudah kami beri bekal wawasan kebangsaan dan bela negara diharapkan akan menularkan pengalamanan dan pengetahuan barunya tentang bela negara dan wawasan kebangsaan di kalangan santri. Sehingga para santi memiliki landasan jiwa
nasionalis dan patriotisme untuk bangsa dan negaranya. Hal ini tentunya tak lepas dari hadist ‘hubbul wathon minal iman’, yakni cinta tanah air merupakan bagian dari Iman”, ungkap Pelda Sunarto.
Para anggota AMGI juga bertugas sebagai mata, telinga dan tangan aparat, baik aparat keamanan maupun pemerintahan desa. “Kalau ada suatu hal temuan yang dilihat maupun didengar, mereka bisa secepatnya melaporkan kepada aparat yang terkait. Salah satu contoh misalnya ada bencana atau kasus lainnya. Mereka harus memiliki sikap tanggap membantu masyarakat maupun aparat pemerintah atau desa. Oleh karena itu mereka mendapatkan materi deteksi dini dan sikap tanggap darurat”, tambah Perda Sunarto.
Mereka juga menjadi potensi bantuan serba guna di lapangan. Selain sebagai pengamanan internal pondok pesantren, mereka juga dapat mendarma bhaktikan tenaganya bagi masyarakat sekitar. Pembina lainnya dari Kodim Demak, Babinsa Banyumenen Kopda Moch Safii menjadi pembina operasi di lapangan bersama Komandan Satgas AMG, Samhudi. (MJ-058)
Bela Negara di Lereng Bukit Girikusuma
