GROBOGAN, Mediajateng.net – Sebanyak 14 warga dari dua desa di Grobogan, setorkan uang hampir mencapai Rp2 miliar kepada perantara Kanjeng Dimas Taat Pribadi, di Jawa Timur. Data tersebut didapat setelah jajaran Kepolisian turunkan tim untuk melakukan ke desa.
Kapolres Grobogan AKBP Agusman Gurning, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (7/10) mengungkapkan, dari data yang berhasil dikumpulkan sudah didapat sebanyak 18 menjadi korban dari sosok yang mengaku bisa menggandakan uang tersebut. “Baru kita dapat data dari dua desa dan saat ini kita masih melakukan pendataan kemungkinan adanya warga desa lain yang menjadi korban dari Kanjeng Dimas,” ungkap Kapolres.
Dari dua desa yakni Desa Jenengan, Kecamatan Klambu sebanyak 11 orang diketahui telah menyetorkan uang lebih dari Rp950 juta. Sedang, di desa Menawan, Kecamatan Klambu, yang lokasi keduanya tidak terlalu jauh dengan Desa Jenengan didapat 7 nama korban. “Di Desa Jenengan ada 9 warga menjadi korban sedang dua orang kita indikasi sebagai kepanjangan tangan dari Kanjeng Dimas. Salahsatunya adalah Kades Jenengan yang masih kita lakukan pencarian keberadaannya,” ungkap Kapolres.
Sedang, di Desa Menawan, lima warga menjadi korban dan dua orang diduga sebagai orang yang mengajak dan mengumpulkan uang dari warga. “Dari dua orang itu salahsatunya adalah perempuan. Kebanyakan korban berprofesi swasta. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah karenanya kita membuka aduan lewat SMS di nomor (085) 727779222 dan posko aduan korban Kanjeng Dimas di SPKT polres dan Polsek,” tambahnya.
Terkait data yang didapat, tim kemudian melakukan tindakan lanjut tim melakukan investigasi terkait kebenaran apakah uang yang terkumpul itu benar disetorkan ke Kanjeng Dimas di Padepokan, di Jawa Timur atau malah dibawa lari oleh perantara. “Saat ini kita masih melakukan penyelidikan apakah benar uang itu sampai ke Kanjeng Dimas atau malah dibawa lari orang yang disebut-sebut sebagai perantara,” imbuhnya.
Tim khusus baik dari Polres dan Polsek pun dikerahkan untuk melakukan pendataan. “Kita kerahkan anggota intel untuk melakukan pendataan ke sejumlah desa yang diindikasi terjadi ada korban,” ungkapnya.
Jumlah tersebut, dipastikan bisa bertambah mengingat informasi terkait penggandaan uang telah lebih dari setahun beredar. Selain itu, juga tersiar adanya 12 nama dari desa diluar desa Jenengan dan Menawan. “Kita masih terus melakukan pendataan sambil menunggu kemunginan adanya warga yang melapor,” tambahnya.
Sementara itu, Agus Kades desa Jenengan yang dikabarkan terkait kasus penggandaan uang di Kanjeng Dimas, hingga saat ini masih belum ngantor. Karenanya, permasalahan administrasi desa masih belum beres bahkan dana desa 2016 yang tinggal beberapa bulan terancam tertunda. (MJ-070)
Comments are closed.