KUDUS, Mediajateng.net – Memperingati rangkaian 1 Abad Qudsiyyah Kudus, panitia menyelenggarakan “Jagong Kamulyan: Pesan Damai dari Menara Kudus untuk Membangun Jawa Tengah dan Indonesia Lebih Baik”.
Jagong Kamulyan digelar di Hotel Griptha Kudus, Kamis-Jum’at (4-5/8/2016). Diikuti oleh para santri kiai dan santri Madrasah Qudsiyyah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, sejarahwan, aktivis mahasiswa hingga pelajar.
Jagong Kamulyan dibuka oleh sekretaris Kesbangpolinmas Jateng, Suwondo M.Si. Nampak hadir pada kesempatan itu, antara lain KH. Nadjib Hasan (Ketua Yayasan Menara Masjid dan Makam Sunan Kudus), H. Abdul Hadi (Ketua PCNU Kudus), KH. Badawi Basyir (pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah), dan Djati Sholehah (Kepala Kesbangpol Kudus).
Selain itu ada Dr. Abdul Djalil M.EI. (akademisi STAIN Kudus), Dr. Subarhkah M.Hum dan Dr. Hidayatullah (akademisi Universitas Muria Kudus/UMK), H. Syafrul Kamaluddin (Ketua Kadin Kudus), dan Aris Junaidi (mantan ajudan KH. Abdurrahman Wahid).
Suwondo dalam sambutannya menyampaikan, Jagong Kamulyan membincang pesan damai dari Menara Kudus ini bertujuan meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Selain itu, untuk memperkokoh karakter dan jati diri generasi muda Indonesia, meningkatkan kemandirian, kedewasaan dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengidentifikasi persoalan-persoalan berikut langkah-langkah pencegahannya,” ujarnya.
Adapun manfaat dari kegiatan itu, terangnya, yaitu agar masyarakat bisa mengenali jat diri bangsanya dan membangun karakter diri bangsa yang mulia, kemudian mentransormasikan kepada masyarakat di sekitarnya. “Selanjutnya, yaitu untuk menumbuhkan paradigma perubahan pada masyarakat, terutama generasi muda serta pentingnya membangun karakter bangsa, sehingga melahirkan kepedulian terhadap kemajuan bangsa,” paparnya.
Terkait tema yang diusung, dia memandang sangat penting, karena banyak nilai-nilai yang bisa digali dari keberadaan Menara Kudus. “Kabupaten Kudus memiliki Menara yang memiliki filosofi dan makna sebagai cermin nyata warna-warni Kota Kudus yang menghormati tradisi Hindu di masa lampau,” jelasnya. (MJ-17)
Comments are closed.